Perang Iran-Israel Terbaru: Markas Intelijen Israel Diserang, ‘Perang Ganti Rugi’ Dimulai

Sabtu 21 Jun 2025, 08:31 WIB
Iran Resmi Serang Fasilitas Intelijen Israel, Tuntut Balasan Setimpal atas Serangan Sebelumnya (Sumber: X/@EddieFisher_id)

Iran Resmi Serang Fasilitas Intelijen Israel, Tuntut Balasan Setimpal atas Serangan Sebelumnya (Sumber: X/@EddieFisher_id)

POSKOTA.CO.ID - Konflik antara Iran dan Israel telah mencapai fase baru yang lebih agresif dan terbuka. Dalam beberapa pekan terakhir, kedua negara saling meluncurkan serangan militer yang menargetkan fasilitas strategis seperti pusat intelijen, rumah sakit, hingga reaktor nuklir.

Ketegangan ini tidak hanya mengguncang kawasan Timur Tengah, tetapi juga berpotensi berdampak besar terhadap stabilitas global, termasuk agenda kemanusiaan seperti pemulangan jemaah haji dari berbagai negara.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara menyeluruh kronologi eskalasi militer antara Iran dan Israel, serangan saling balas yang terjadi, serta kemungkinan dampaknya terhadap keamanan regional dan internasional.

Konflik ini mencerminkan dinamika geopolitik yang kompleks, dengan dimensi ideologis, militer, dan ekonomi yang saling terkait.

Baca Juga: Oma Ratapi Atap Rumahnya di Depok Ambruk

Serangan Rudal Iran Targetkan Fasilitas Intelijen Israel

Dunia internasional dikejutkan oleh laporan serangan rudal yang diluncurkan oleh Iran terhadap sejumlah fasilitas militer dan intelijen milik Israel. Dilaporkan oleh IRNA, serangan tersebut menargetkan markas besar komunikasi C4I milik Angkatan Bersenjata Israel, serta fasilitas intelijen lainnya yang belum diungkapkan secara resmi.

C4I, yang merupakan singkatan dari Command, Control, Communications, Computers, and Intelligence, adalah sistem yang vital bagi operasi militer Israel. Serangan terhadap sistem ini merupakan indikasi bahwa Iran mencoba melumpuhkan kemampuan koordinasi tempur dan pengumpulan informasi Israel dalam jangka pendek.

Selain fasilitas militer, sejumlah media melaporkan bahwa rudal Iran juga menghantam Soroka Medical Center, rumah sakit besar di kota Beersheba, wilayah selatan Israel. Akibat serangan ini, beberapa bagian rumah sakit mengalami kerusakan signifikan, termasuk pecahnya jendela dan timbulnya asap hitam pekat dari lokasi ledakan.

Balasan Israel: Serangan ke Fasilitas Nuklir Arak

Tak lama berselang, Israel memberikan respons keras. Menurut laporan televisi pemerintah Iran, Israel meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas reaktor air berat Arak, salah satu situs nuklir paling sensitif milik Iran. Arak dikenal sebagai salah satu pusat pengolahan plutonium yang memiliki potensi militer jika diperkaya lebih lanjut.

Serangan ini menandai kelanjutan dari tuduhan Israel bahwa Iran sedang menjalankan program nuklir rahasia untuk kepentingan militer, meskipun Iran secara konsisten membantahnya dan mengklaim seluruh program nuklirnya bersifat damai.

Reaksi internasional pun bermunculan. Beberapa negara menyerukan deeskalasi dan mengingatkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir dapat menimbulkan bencana ekologis dan krisis diplomatik berkepanjangan.

Operasi True Promise 3: Iran Tidak Tinggal Diam

Setelah serangan terhadap situs nuklir dan pembunuhan sejumlah pejabat tinggi militer serta ilmuwan nuklir di Iran, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan perang”. Dalam pidatonya yang disiarkan nasional, ia memperingatkan bahwa “Israel akan menghadapi nasib yang pahit dan mengerikan”.

Sebagai respons langsung, Iran meluncurkan Operasi True Promise 3, yang ditujukan secara eksplisit untuk menghukum Israel. Serangan lanjutan ini menargetkan berbagai fasilitas militer, termasuk pangkalan udara dan radar pertahanan milik Israel.

Menurut Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, serangan ini akan terus berlanjut hingga “musuh membayar ganti rugi secara penuh”. Pesan ini memperjelas bahwa Iran tidak hanya membalas secara simbolis, tetapi juga berupaya menciptakan tekanan strategis berkelanjutan kepada Israel.

Dampak Regional dan Ancaman terhadap Keamanan Global

Salah satu dampak yang paling terasa dari konflik ini adalah gangguan terhadap mobilitas udara di Timur Tengah. Sejumlah bandara utama, termasuk di Yordania, Irak, dan Lebanon, sempat menutup jalur udara mereka. Ini memicu kekhawatiran terhadap agenda internasional seperti pemulangan jemaah haji, khususnya dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia.

Kementerian Agama Indonesia bahkan mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa mereka sedang memantau situasi keamanan regional dengan ketat dan menyiapkan skenario alternatif untuk pemulangan jemaah jika rute udara terganggu akibat konflik Iran-Israel.

Baca Juga: Apa Sebenarnya Penyebab Hengki Kawilarang Meninggal Dunia? Ini Penjelasan Keponakannya

Peran Aktor Internasional dan Ancaman Perang Terbuka

Konflik yang memanas ini tidak dapat dilepaskan dari peran kekuatan global. Amerika Serikat dan Uni Eropa menyerukan gencatan senjata dan diplomasi damai, sementara Rusia dan China mengkritik keterlibatan militer Israel yang dianggap provokatif.

Pertanyaannya kini bukan lagi sekadar siapa yang diserang atau siapa yang menyerang, tetapi apakah konflik ini akan berkembang menjadi perang terbuka penuh antara dua kekuatan militer besar di kawasan, dan apakah akan menarik kekuatan lain ke dalam konflik berskala luas.

Eskalasi antara Iran dan Israel pada Juni 2025 merupakan puncak dari serangkaian ketegangan geopolitik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Serangan saling balas antara kedua negara tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, tetapi juga mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah dan menimbulkan efek domino terhadap pergerakan ekonomi, diplomasi, hingga mobilitas warga sipil lintas negara.

Langkah Iran yang menyerang fasilitas intelijen Israel dan sebaliknya serangan Israel ke situs nuklir Iran bukan lagi sekadar retorika kekuatan, tetapi merupakan deklarasi tidak langsung bahwa diplomasi saat ini telah menemui jalan buntu. Tanpa upaya konkret dari komunitas internasional untuk menengahi, kawasan ini berisiko menjadi titik api baru dalam geopolitik global.


Berita Terkait


News Update