Baca Juga: Bahaya Emosi Amarah dan Egoisme bagi Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Pakar
Bukan Hanya untuk Pilot, tapi untuk Semua Orang
Konsep ini tidak hanya berlaku di kokpit pesawat. Seorang CEO, misalnya, tidak menunggu krisis menghantam perusahaan.
Ia sudah punya rencana cadangan untuk setiap kemungkinan terburuk. Saat krisis datang, ia tidak panik. Ia langsung bergerak sesuai rencana.
Begitu juga dengan atlet elit dan pemimpin militer. Mereka sukses bukan karena tak pernah gagal, tapi karena sudah siap bahkan sebelum kegagalan datang.
Bagaimana Kalau Anda Menerapkannya dalam Hidup?
Coba bayangkan. Hidup sering kali melemparkan masalah tak terduga kepada kita seperti pengeluaran mendadak, kehilangan pekerjaan, krisis kesehatan, atau hubungan yang retak. Kebanyakan orang baru bereaksi setelah masalah muncul.
Tapi bagaimana jika Anda selalu satu langkah lebih maju? Bagaimana rasanya jika Anda sudah punya rencana bahkan sebelum masalah datang?
Langkah-langkah Menerapkan Premortem Thinking:
- Identifikasi Area Penting dalam Hidup Anda. Contohnya: karier, hubungan, kesehatan, keuangan.
- Bayangkan Apa yang Bisa Salah. Misal, saat memulai pekerjaan baru, apa tantangan yang mungkin muncul?
- Punya bisnis sendiri, apa saja risiko apa dalam setahun ke depan?
Baca Juga: 5 Tanda Anda Memerlukan Batasan Personal dengan Orang Lain untuk Menjaga Kesehatan Mental
Rancang Solusi Sejak Awal
- Jika terjadi krisis kesehatan: Apakah Anda punya asuransi?
- Jika stres meningkat: Apakah Anda punya strategi coping?
- Jika terjadi PHK: Apakah Anda punya dana darurat?
Kedengarannya sederhana, bukan? Tapi kalau memang sesederhana itu, pasti semua orang sudah hidup tanpa stres. Nyatanya tidak. Inilah kekuatan premortem thinking—strategi kecil yang dampaknya besar.
Dengan premortem thinking, Anda akan:
- Lebih percaya diri karena tahu Anda bisa mengatasi apa pun.
- Gagal lebih sedikit dan sukses lebih banyak karena Anda tidak bereaksi, tapi siap.
- Melihat peluang yang orang lain lewatkan karena Anda tidak sibuk panik.
- Mendapatkan rasa hormat karena orang percaya pada ketenangan Anda.
- Membangun harga diri karena Anda tahu Anda memegang kendali atas hidup sendiri.
Dan semua itu hanya karena satu hal, yakni strategi berpikir yang benar.