Guru memegang peran strategis sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Dengan modul P5, guru tidak perlu lagi kesulitan menyusun strategi pembelajaran tematik karena setiap modul sudah memiliki panduan lengkap mulai dari tujuan, langkah-langkah kegiatan, refleksi, hingga asesmen formatif.
Melalui pendampingan guru, siswa tidak hanya diajarkan teori tetapi juga praktik kehidupan nyata. Guru dapat menyesuaikan pelaksanaan modul dengan kondisi sosial dan budaya setempat, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan kontekstual.
Baca Juga: Belum Ada Kepastian Jadwal CPNS 2025, Pemerintah Fokus Tuntaskan Rekrutmen CASN 2024
Dampak Modul P5 Fase A terhadap Siswa
Modul P5 Fase A tidak hanya melatih kemampuan kognitif, tetapi juga menanamkan karakter dan nilai-nilai sosial. Dampaknya terhadap perkembangan siswa antara lain:
- Meningkatkan rasa ingin tahu dan daya nalar
- Menumbuhkan empati dan kemampuan bekerja dalam tim
- Mendorong kreativitas dan pemecahan masalah
- Memperkuat keterampilan komunikasi
- Memupuk sikap tanggung jawab dan kemandirian
Anak-anak yang dibina melalui pendekatan proyek seperti ini akan tumbuh menjadi individu yang tangguh secara emosional, sosial, dan spiritual.
Modul P5 Fase A merupakan inovasi pendidikan yang memadukan karakter, kreativitas, dan konteks lokal dalam satu pendekatan yang menyenangkan dan bermakna.
Melalui lima tema utama Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Teknologi, dan Kewirausahaan modul ini mendorong siswa untuk belajar aktif dan berkarakter sejak usia dini.
Guru pun diberdayakan melalui panduan yang sistematis dan aplikatif, selaras dengan tujuan besar Kurikulum Merdeka dalam mencetak generasi unggul Indonesia.