POSKOTA.CO.ID - Isu kepemilikan tambang nikel di Raja Ampat, Papua, kembali mencuat di tengah publik setelah viralnya video dan foto kapal pengangkut bertuliskan "JKW Mahakam" dan "Dewi Iriana".
Banyak yang menduga bahwa kedua nama tersebut merujuk langsung pada Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. Namun, benarkah kapal tersebut milik keluarga Presiden?
Spekulasi tersebut pertama kali mencuat melalui unggahan akun TikTok yang memperlihatkan kapal tongkang yang digunakan untuk mengangkut bijih nikel dari wilayah Raja Ampat.
Dalam video tersebut tampak nama "JKW Mahakam" dan "Dewi Iriana" tertera jelas pada badan kapal.
Baca Juga: Terungkap, Dokter Priguna Ambil Obat Bius dari RSHS untuk Lumpuhkan Korban
Hal inilah yang memicu anggapan publik bahwa nama kapal terinspirasi dari inisial dan nama pasangan Presiden RI ke-7 dan istrinya.
Namun, penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa anggapan tersebut keliru dan tidak didukung oleh data kepemilikan yang sah.
Asal Usul Kapal dan Kepemilikannya
Berdasarkan informasi dari sumber-sumber terbuka dan laporan keuangan perusahaan terkait, diketahui bahwa kapal-kapal dengan nama JKW Mahakam dan Dewi Iriana merupakan bagian dari armada milik PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI).
PSSI adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang jasa pengangkutan laut dan logistik komoditas pertambangan, khususnya batu bara dan mineral lainnya.
PT Pelita Samudera Shipping merupakan anak usaha dari PT IMC Pelita Logistik Tbk (kode saham: PSSI), yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2017.
Perusahaan ini telah beroperasi sejak 2007 dan memiliki reputasi sebagai penyedia solusi logistik terpadu di sektor maritim Indonesia.
Pemegang saham mayoritas PSSI diketahui adalah grup bisnis Indo Prima Grup, yang didirikan oleh mendiang Rianto Nurhadi, dan juga IMC Pan Asia Alliance Group milik pengusaha asal Hong Kong, Fred Tsao.
Artinya, tidak ditemukan hubungan hukum, kepemilikan, maupun afiliasi antara kapal tersebut dengan Presiden Joko Widodo atau Ibu Iriana.
Baca Juga: Viral! Tak Terima Disalip, Pria Diduga Arahkan Pistol ke Pengemudi di Tol Cipularang
Penamaan Kapal dan Persepsi Publik
Nama "JKW Mahakam" kemungkinan besar merujuk pada sistem internal perusahaan dalam menamai unit armadanya. "JKW" bisa saja merupakan kode klasifikasi internal yang digunakan oleh perusahaan.
Sementara itu, "Mahakam" adalah nama sungai besar di Kalimantan Timur, lokasi strategis yang erat kaitannya dengan aktivitas pertambangan dan pengangkutan sumber daya alam.
Sementara nama "Dewi Iriana" kemungkinan merupakan penamaan dari pemilik atau manajemen kapal yang bersifat pribadi dan tidak terkait langsung dengan sosok Ibu Negara.
Dalam dunia pelayaran, lazim ditemukan kapal-kapal yang dinamai dengan nama perempuan sebagai bentuk penghormatan atau simbolisme, dan tidak selalu merujuk pada tokoh terkenal.
Meskipun demikian, kemiripan nama tersebut dengan pasangan Presiden RI telah memunculkan asumsi yang tidak berdasar di tengah masyarakat.
Beberapa warganet menyatakan bahwa kemiripan itu terlalu spesifik untuk dianggap kebetulan. Namun tanpa bukti legal atau administratif yang menguatkan, tudingan tersebut hanya bersifat spekulatif.
Munculnya isu-isu seperti ini menyoroti pentingnya klarifikasi dan verifikasi informasi, terlebih di era digital saat persebaran kabar sangat cepat dan mudah menyebar tanpa filter.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun lembaga terkait belum memberikan pernyataan resmi mengenai keberadaan kapal tersebut maupun keterkaitan apa pun dengan Presiden.
Sebaliknya, beberapa media telah melakukan penelusuran menyeluruh yang menunjukkan bahwa armada kapal tersebut sepenuhnya dioperasikan oleh perusahaan swasta yang tidak memiliki afiliasi politik ataupun pemerintahan.