TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Layaknya fajar yang belum terbit sempurna, Adu, 58 tahun sudah tiba di lapak sederhana miliknya di sudut Pasar Anyar, Kota Tangerang.
Dengan harap dan doa yang sama, ia kembali menjajakan dagangannya berupa emping dan pinang selama berpuluh tahun.
Tampak sebuah meja kayu yang mulai lapuk, terpal seadanya yang menghalau terik matahari menjadi saksi bisu perjuangannya setiap hari.
Walau tak banyak yang laku, Adu tetap mengulang pekerjaan yang sama demi menghidupi keluarga.
Baca Juga: Akun Instagram dan TikTok Heri Suryana Apa? Kades Viral Sukabumi Ini Bikin Dedi Mulyadi Terkagum
Adu menuturkan adanya kenyataan pahit yang kerap dirasakan belakangan ini.
"Kondisi pasar sepi hampir berbulan-bulan," tuturnya dengan seutas senyum sambil memperlihatkan dagangannya yang tak habis terjual.
"Kerupuk ini saja masih bersisa dari awal puasa dan terpaksa harus dijual murah atau tidak laku sama sekali. Hari ini saja yang laku baru 3 kilo," jelasnya.
Setiap hari, ia memulai harinya sebelum matahari terbit dan kembali pulang setelah matahari terbenam.
Bertahan di Tengah Getir
Namun, di tengah getirnya kehidupan, Adu tetap bertahan dan mengusahakan yang terbaik.
"Tetap berjualan walau sepi. Mau gimana, tuntutan orang rumah (harus menafkahi keluarga) juga," ungkapnya.