"Distribusi lokal yang efisien dan terorganisasi akan menciptakan pasar desa yang stabil, mandiri, dan tidak mudah terpengaruh fluktuasi pasar nasional," jelas Budi.
Menyerap Tenaga Kerja Lokal dan Cegah Urbanisasi
Selain menyasar sektor produksi dan distribusi, koperasi desa juga diharapkan menjadi motor penciptaan lapangan kerja baru.
Jika setiap koperasi menyerap tenaga kerja minimal 20 hingga 25 orang, maka diperkirakan akan tersedia 1,6 hingga 2 juta pekerjaan baru di pedesaan.
Langkah ini menjadi penting mengingat tingginya angka urbanisasi dan meningkatnya jumlah pekerja migran dari desa ke kota. Keberadaan koperasi akan menciptakan peluang kerja di tempat asal, sehingga anak muda tidak perlu meninggalkan kampung halamannya demi mencari pekerjaan.
"Koperasi desa akan menjadi tempat kerja, tempat belajar, dan ruang kolaborasi bagi pemuda desa," tambah Budi.
Membendung Jerat Rentenir dan Pinjaman Online Ilegal
Salah satu dampak krusial dari kemiskinan desa adalah kerentanan terhadap praktik rentenir dan pinjaman online ilegal.
Masyarakat desa yang tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal kerap terjebak dalam pinjaman berbunga tinggi, yang menimbulkan tekanan ekonomi dan sosial jangka panjang.
Dalam skema koperasi desa, tersedia unit simpan pinjam berbunga ringan yang disesuaikan dengan kemampuan anggota. Pinjaman dapat diberikan untuk kebutuhan konsumtif dasar hingga pembiayaan usaha mikro.
"Koperasi desa hadir sebagai pelindung warga dari pinjol ilegal dan lintah darat. Sistem simpan pinjam yang mudah dan aman ini akan menekan ketergantungan pada praktik keuangan ilegal," papar Budi.
Layanan Sosial: Klinik dan Apotek Desa dengan Harga Terjangkau
Tak hanya aspek ekonomi, koperasi juga akan berperan sebagai penyedia layanan sosial seperti fasilitas kesehatan.
Banyak desa di Indonesia masih minim akses ke layanan kesehatan yang layak. Koperasi desa akan difungsikan sebagai badan hukum yang mengelola klinik dan apotek desa dengan harga terjangkau.
Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup warga desa, tetapi juga mengurangi beban ekonomi akibat biaya kesehatan yang selama ini sulit dijangkau oleh masyarakat miskin.