Biaya seperti administrasi dan denda keterlambatan juga disampaikan secara transparan sejak awal.
Berbeda dengan pinjol ilegal yang kerap memberikan suku bunga tak masuk akal dan biaya tersembunyi yang mencekik.
Baca Juga: Hati-Hati! Kontak HP Kamu Bisa Jadi Senjata Pinjol Ilegal untuk Teror dan Penipuan
Perhatikan Izin Akses Aplikasi
Pinjol resmi hanya meminta akses terbatas seperti kamera, lokasi, dan mikrofon untuk keperluan verifikasi.
Sebaliknya, pinjol ilegal sering meminta akses penuh ke kontak, galeri, dan data pribadi lainnya.
Hal ini bisa disalahgunakan untuk intimidasi atau penyebaran data pribadi saat terjadi keterlambatan pembayaran.
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Jebakan Pinjol Ilegal via SMS dan Pesan WhatsApp, Cek agar Tak Tertipu
Kenali Cara Penawaran dan Penagihan
Pinjol legal menawarkan layanan melalui aplikasi resmi yang tersedia di Google Play Store atau App Store, dan mereka menjalankan proses penagihan sesuai etika serta aturan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Sementara pinjol ilegal seringkali menjerat korban melalui SMS, WhatsApp, atau bahkan mentransfer uang tanpa permintaan sebagai modus penipuan.
Periksa Keberadaan Layanan Konsumen
Ciri khas pinjol legal adalah memiliki pusat layanan pelanggan (customer service) yang jelas dan responsif, bisa dihubungi lewat email, call center, atau live chat.
Sebaliknya, pinjol ilegal biasanya tidak memiliki layanan konsumen yang bisa dihubungi, sehingga menyulitkan saat terjadi masalah.
Baca Juga: Tips Lepas dari Jeratan Utang Pinjol, Pahami Hal Ini agar Tidak Menyesal