"Dikiranya lagunya The 1975 sama Taylor Swift yang liriknya samaan juga plagiat? Wong ya cuma se kalimat," tambahnya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Rabu 14 Mei 2025, Awas Cinta Lama Bisa Bersemi Kembali!
Perdebatan Tentang Plagiarisme vs Inspirasi
Kasus yang menimpa Bernadya membuka kembali diskusi penting dalam industri musik: di mana batas antara inspirasi dan plagiarisme? Dalam dunia yang saling terkoneksi dan dipenuhi referensi, orisinalitas sering kali muncul dari reinterpretasi ide lama dengan perspektif baru.
Yang menjadi poin penting adalah konteks, struktur keseluruhan lagu, dan apakah ada niat menyalin secara eksplisit tanpa memberikan kredit atau pengakuan.
Beberapa musisi senior juga pernah menghadapi kasus serupa, termasuk Ed Sheeran dan Coldplay, yang lirik atau aransemen musiknya dianggap terlalu mirip dengan lagu lain.
Namun dalam sebagian besar kasus, perbedaan konteks, penafsiran, dan gaya penyajian menjadi dasar bahwa tidak semua kemiripan bisa disebut sebagai pelanggaran hak cipta.
Literasi Publik dan Pentingnya Edukasi Musik
Kasus ini juga menunjukkan pentingnya edukasi literasi musik dan sastra bagi publik luas. Di era media sosial, opini sering kali dibentuk berdasarkan potongan informasi atau tangkapan layar yang tidak memberikan konteks penuh.
Bernadya sendiri adalah contoh bagaimana musisi muda mencoba mengekspresikan dirinya melalui referensi lintas budaya dan genre, yang bukan hal baru dalam industri musik global. Justru, terbuka soal inspirasi dan pengaruh adalah langkah jujur yang patut diapresiasi.
Kontroversi yang menimpa Bernadya adalah refleksi dari dinamika industri musik modern yang penuh tantangan. Di satu sisi, musisi dituntut untuk orisinal; di sisi lain, mereka tidak bisa lepas dari pengaruh karya yang mereka kagumi.
Selama proses kreatif tersebut dilakukan dengan jujur dan terbuka, serta tidak melanggar hak cipta secara eksplisit, perbedaan antara inspirasi dan plagiarisme harus dinilai secara lebih cermat dan tidak semata dari kemiripan sepintas.