Kena PHK meski Kontrak Belum Habis, Eks Pekerja PT Global Dimensi Metalindo Ngaku Digaji Harian dan Tanpa BPJS

Kamis 14 Agu 2025, 20:18 WIB
Bangga Pamungkas, 27 tahun, mantan pekerja PT Global Dimensi Metalindo. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Bangga Pamungkas, 27 tahun, mantan pekerja PT Global Dimensi Metalindo. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

CIKARANG UTARA, POSKOTA.CO.ID - Bangga Pamungkas, 27 tahun, mantan pekerja PT Global Dimensi Metalindo, adalah salah satu dari 31 pekerja yang mengalami nasib pahit.

Ia diberhentikan mendadak dari pekerjaannya meski kontraknya masih tersisa empat bulan lagi.

"Ya enggak tahu, tiba-tiba pulang kerja dapet kabar, langsung diputus kerja hari Senin. Katanya udah nggak bisa lanjut kerja lagi," ungkap Bangga saat ditemui, Kamis, 14 Agustus 2025.

Bangga mengaku mulai bekerja di perusahaan tersebut sejak Desember 2020 dan kontraknya baru akan berakhir Desember tahun ini. Namun, ia terpaksa angkat kaki tanpa penjelasan yang jelas.

"Saya kerja sejak tahun 2020, tepatnya di bulan Desember. Udah hampir 5 tahun. Tapi sekarang status saya enggak jelas, tiba-tiba langsung diputus gitu aja kontraknya," keluhnya.

Selama hampir lima tahun bekerja, Bangga mengaku hanya digaji harian sebesar Rp148 ribu tanpa fasilitas BPJS kesehatan maupun ketenagakerjaan. Bahkan, saat awal bekerja ia hanya menerima Rp123 ribu per hari dan naik sekitar Rp5-8 ribu per tahun.

Baca Juga: Pengamat Ekonomi Sebut Pasar Kramat Jati Sepi Imbas PHK Massal

"Enggak dapat apa-apa, hanya gaji perhari Rp148.000. Itu kalau saya enggak kerja, ya enggak dibayar. Kami juga enggak dapet makan, BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan juga enggak ada," bebernya.

Bangga menjelaskan, ia masuk bekerja di PT Global Dimensi Metalindo melalui Yayasan Cikarang Nusantara. Menurutnya, di PT tersebut ada lebih dari 200 pekerja berstatus magang yang kontraknya juga diputus sepihak.

"Bukan cuma saya, ada banyak juga yang baru 2026 habis kontraknya, tapi diputus bareng saya. Total di sini yang karyawan magang ada lebih 200 orang. Semua diputus kontrak oleh PT lewat yayasan," jelasnya.

Ia mengatakan dirinya terakhir bekerja di PT tersebut pada 8 Agustus 2025. Saat awal masuk, ia bahkan harus membayar sekitar Rp2,5 juta untuk bisa bekerja di PT tersebut.


Berita Terkait


News Update