Mengapa Paus Baru Memilih Nama Leo XIV? Ini Profil dan Alasan Tersembunyi Kardinal Robert Prevost

Jumat 09 Mei 2025, 19:00 WIB
Paus Leo XIV menyampaikan berkat perdana sebagai Paus dari balkon Basilika Santo Petrus. (Sumber: Instagram)

Paus Leo XIV menyampaikan berkat perdana sebagai Paus dari balkon Basilika Santo Petrus. (Sumber: Instagram)

POSKOTA.CO.ID - Hari Kamis, 8 Mei 2025, umat Katolik di seluruh dunia menyambut momen bersejarah dengan penuh sukacita.

Setelah proses konklaf yang berlangsung penuh pertimbangan dan doa, Kardinal Robert Francis Prevost secara resmi diumumkan sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.

Dalam kepemimpinannya, ia memilih menggunakan nama Paus Leo XIV, mencatatkan dirinya sebagai Paus pertama dalam sejarah yang berasal dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Apa Arti Nama Paus Leo XIV? Ternyata Ini Sejarah dan Maknanya

Wafatnya Paus Fransiskus dan Konklaf 2025

Proses pemilihan ini terjadi setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, dalam usia 88 tahun. Beliau telah menjabat selama lebih dari satu dekade sejak terpilih pada tahun 2013.

Kepemimpinan Paus Fransiskus dikenal luas dengan pendekatan reformis, humanis, dan empati terhadap isu sosial, menjadikannya sosok yang dicintai lintas bangsa dan agama.

Pasca wafatnya Paus Fransiskus, konklaf Vatikan pun digelar. Proses pemilihan Paus berlangsung dalam tiga sesi konklaf tertutup oleh para kardinal pemilih di Kapel Sistina. Keputusan final ditandai dengan asap putih dari cerobong kapel yang menandai terpilihnya Paus baru.

"Asap konklaf ketiga berwarna putih. Paus baru umat Katolik resmi terpilih—Paus Leo XIV, dari Amerika Serikat," demikian unggahan resmi yang beredar luas di media sosial dan dikutip berbagai media internasional.

Robert Francis Prevost: Dari Chicago Menuju Tahta Suci

Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Masa mudanya ditandai dengan pencarian spiritual yang dalam, hingga akhirnya ia memutuskan bergabung dengan Ordo Santo Agustinus pada tahun 1977, di usia 22 tahun.

Perjalanan pendidikan keagamaan dan intelektualnya pun tidak singkat. Prevost melanjutkan studi teologi dan hukum kanonik di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas, Roma, tempat ia memperoleh lisensi pada 1984 dan gelar doktor pada 1987.

Ia dikenal sebagai akademisi sekaligus pastor yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap isu sosial dan pastoral.

Pelayanan di Peru dan Koneksi Lintas Budaya

Sebelum menduduki jabatan Paus, Prevost pernah menjabat sebagai Uskup Chiclayo di Peru dari 2015 hingga 2023.

Pengalamannya memimpin komunitas Katolik di Amerika Latin menjadi salah satu alasan kuat di balik pencalonannya.

Kepeduliannya terhadap isu kemiskinan, keadilan sosial, dan budaya lokal Peru menjadikannya pemimpin yang dihormati dan dicintai.

Pengangkatannya sebagai Paus juga mencerminkan nilai-nilai multikulturalisme dalam Gereja Katolik. Selain menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat, ia juga disebut sebagai Paus pertama yang pernah bertugas di Peru, menjembatani dua benua dalam satu figur kepemimpinan rohani.

Dalam pidato perdananya dari Basilika Santo Petrus, Paus Leo XIV memberikan berkat khusus untuk rakyat Peru, menunjukkan eratnya ikatan spiritual dan emosional yang tetap ia pelihara.

Penghormatan kepada Paus Leo XIII

Nama "Leo XIV" dipilih sebagai penghormatan terhadap Paus Leo XIII (1878–1903), yang dikenal sebagai Paus pelopor dalam ajaran sosial Katolik modern.

Dalam pidatonya, Paus Leo XIV menegaskan bahwa semangat ajaran sosial dan keadilan yang diwariskan oleh Leo XIII akan terus dihidupkan kembali dalam masa kepemimpinannya.

Hal ini menjadi sinyal awal bahwa Paus Leo XIV akan meneruskan semangat reformasi, dengan pendekatan yang mungkin lebih tegas terhadap isu-isu ketidakadilan sosial global.

Jabatan Sebelum Kepausan

Sebelum dipilih sebagai Paus, Robert Prevost diangkat oleh Paus Fransiskus sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin pada 2023. Jabatan ini memiliki tanggung jawab besar dalam hal penunjukan dan evaluasi para uskup di seluruh dunia.

Di tahun yang sama, Prevost juga diangkat sebagai kardinal, tepatnya pada 30 September 2023, dengan diakonat Santa Monica degli Agostiniani di Roma.

Pengalaman ini memperkuat posisinya sebagai tokoh penting dalam hierarki Gereja dan memperluas pengaruh pastoral serta diplomatiknya.

Baca Juga: Tukarkan Kode Redeem FF Hari Ini 9 Mei 2025 Berisi Hadiah Menarik dari Free Fire Gratis

Visi Perdamaian dan Keadilan

Dalam pidato-pidato awalnya, Paus Leo XIV secara konsisten menekankan pentingnya perdamaian global, penghormatan terhadap tradisi lokal, serta penegakan nilai-nilai spiritual dalam menghadapi dunia modern yang makin kompleks.

Di tengah konflik yang berkecamuk di berbagai belahan dunia termasuk isu di Timur Tengah dan ketegangan sosial di Amerika Latin Paus Leo XIV menyampaikan ajakan universal untuk dialog antaragama, penghormatan lintas budaya, dan rekonsiliasi berkelanjutan.

Ia juga diprediksi akan menjadi suara penting dalam isu dukungan kemanusiaan bagi Palestina, mengingat kepekaan sosialnya terhadap penderitaan komunitas yang termarjinalkan.

Dengan pengangkatan Paus Leo XIV, Gereja Katolik kini memasuki babak baru yang menjanjikan kepemimpinan yang inklusif, progresif, dan berakar pada nilai spiritual mendalam.

Sosok Paus asal Amerika Serikat ini diharapkan dapat menjembatani dunia Barat dan Selatan secara lebih adil, serta membawa angin segar dalam kehidupan spiritual umat Katolik global di tengah tantangan zaman modern.

Berita Terkait

News Update