Tak hanya bebek timbungan, Bali Timbungan juga menyajikan menu andalan lainnya, mulai dari sate lilt, ayam betutu metimbung, daun belimbing kalasan hingga pisang goreng panas dingin, yang disajikan bersama ice cream vanilla.
Poskota berkesempatan menjajal megibung ala Bali Timbungan, yakni tradisi makan bersama dalam satu wadah dan duduk dalam posisi melingkar.
Tradisi Megibung ala Bali Timbungan, Sarinah, Jakarta. (Poskota/Dian Fitri)
Megibung disajikan dalam wadah dulang Bali beralaskan daun pisang, mulai dari Bebek Timbungan, Sate Lilit Ikan Karangasem, Ayam Suwir Klungkung, Sate Bawah Pohon Jambu, Kerang Bumbu Kedonganan, Sudang Lepet Singaraja, Cumi Goreng, Urab Paku, Udang Goreng, Sup Sari Segara dan Bakwan Jagung.
Tak hanya itu, pengunjung juga bisa mencicipi aneka minuman pilihan seperti Es Klajur, Es Bir Kelapa, Es Pandan, Es Rujak Kelapa, Es Daluman, Es Cendol, hingga aneka minuman herbal seperti Tamba Waras, Yoga, Cakra dan Ngiwa Tengen.
Meski berada di Jakarta, Billy memastikan tak ada perbedaan dari restoran Bali Timbungan yang ada di Pulau Dewata.
Demi menjaga konsistensi rasa dan bahan bakunya, ia bahkan rela memboyong tim khusus, untuk ditempatkan di Jakarta.
"Menunya sama 90 persen, bahan-bahan langsung dari sana, tim kita 40 persen kita bawa dari Bali," ujar Billy.
Keberadaan cabang Bali Timbungan sebagai referensi kuliner khas Bali di Gedung Sarinah juga disambut baik oleh Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adynyana.
Ia menjelaskan, kehadiran Bali Timbungan merupakan salah satu bentuk realisasi memperkenalkan kuliner bali di Jakarta.
"Setelah pandemi, Bali memang ingin meluaskan sektor kulinernya, jadi enggak hanya wisatanya saja," ujar Ida.
Senada dengan Ida, Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati mengatakan pihaknya memberikan apresiasi penuh dengan kehadiran Bali Timbungan di Sarinah.
Menurutnya, nilai yang diusung resto tersebut sejalan dengan sejarah Sarinah, seperti Presiden Soekarno.
