Malu Punya WIL Tetangga Ngumpet di Pohon Kelapa 

Kamis 20 Mei 2021, 07:30 WIB
Ilustrasi Nah Ini Dia Malu Punya WIL Tetangga Ngumpet di Pohon Kelapa. (ucha)

Ilustrasi Nah Ini Dia Malu Punya WIL Tetangga Ngumpet di Pohon Kelapa. (ucha)

PUNYA WIL tetangga, memang bikin malu. Nah, saking malunya Dayun, (40), ketahuan ada main dengan Wiwik, (36), bini tetangga, pilih pulang ke Kediri daerah asalnya.

Ternyata ditolak juga, sehingga Dayun nekad jalan kaki Kediri – Banyuwangi sejauh 367 Km. Begitu sampai langsung ngumpet di pohon kelapa.

Politisi PAN Amien Rais dulu pernah bernadzar, jika Jokowi menang Pilpres 2014, dia siap jalan kaki Yogya – Jakarta. Nadzar itu tak pernah ditepati sampai Jokowi menjabat periode yang kedua.

Tapi yang bukan politisi, meski bukan bernadzar, berani jalan kaki Kediri – Banyuwangi sejauh 367 Km gara-gara ditolak keluarga. Saking capeknya jalan kaki berminggu-minggu, kemudian istirahat di atas pohon kelapa!

Lelaki rosa-rosa macam Mbah Marijan ini adalah Dayun, warga Barurejo Kecamatan Siliragung, Banyuwangi (Jatim). Saking rosa-nya dia, di rumah sudah ada bini, masih nginceng Ny. Wiwik bini tetangga.

Padahal yang namanya punya WIL tetangga sendiri itu ibaratnya orang BAB di halaman rumah. Begitu ketahuan, bau tak sedap itu menyebar ke mana-mana.

Tapi profil Wiwik ini memang sangat menggiurkan dan sangat menggugah selera. Bodinya demikian seksi, sekel nan cemekel. Lebih-lebih sononya juga memberi angin, sehingga Dayun pun nekad masuk wilayah haram yang bukan haknya. Awalnya sih sekedar bercanda ria di ruang tamu.

Tapi ketika situasinya sangat kondusip, keduanya pindah lokasi ke dalam kamar. Tak ada lagi canda ria itu, karena sibuk dengan urusan yang lain-lain dan sebagainya.

Sejak itu, asal ada peluang Dayun – Wiwik pun memadu kasih. Tapi karena WIL tetangga sendiri itu menyebabkan daerah operasionalnya sangat terbatas, lama-lama mudah ketahuan.

Yang marah bukan saja suami Wiwik, tapi juga istri Dayun sendiri. Dia langsung diusir dari rumah, hanya diberi waktu 3 kali 60 menit saja. “Pergilah kau, aku tak sudi lagi lihat tampangmu,” kata istri Dayun.

Dayun pun langsung pergi dari rumah, menuju ke Kediri tempat asalnya. Tapi di sana juga tidak betah meski di kampung sendiri, karena terus disindir dan dicemooh segala kelakuannya.

Lantaran di mana-mana tak bisa diterima warga, Dayun kembali ke Banyuwangi dengan cara jalan kaki, padahal jaraknya tak kurang dari 367 Km. Bukan karena terilhami nadzar Amien Rais, tapi karena memang sudah bokek tak ada uang sepeserpun di kantong.

Bila sehari Dayun mampu menempuh perjalanan rata-rata 20 Km, dua minggu lebih dia baru sampai di Banyuwangi. Malamnya tidur di mesjid atau emperan toko, sementara makannya menunggu belas kasihan orang sepanjang jalan.

Publik memang hanya kasihan saja, tak mau tahu apa latar belakangnya sampai hidup begitu ngebelangsak. Kalau tahu aslinya siapa Dayun ini, pastilah ogah memberikan bantuan.

Tiba di kampung istrinya, hari sudah malam. Mau ketuk-ketuk pintu, takut ditolak lagi. Akhirnya dia nekad memanjat pohon kelapa, dan tidurlah di sana.

Esuknya baru ketahuan ketika ada penyadap kelapa naik ke pohon kelapa yang sama. “Lho, kok kang Dayun di sini. Sudah lama, kang?” tanya sang penyadap.

Dayun tak menjawab, dan si penyadap kelapa laporan pada istrinya. Gegerlah warga, Pak Kades dan polisi pun tiba. Dayun diminta turun, tapi tak mau sepanjang keluarga tak mau memaafkan dan menerimanya kembali sebagai suami.

Atas bujukan polisi dan Kades, istri mau memaafkan. Dan  turunlah Dayun dengan selamat. Terpaksa panjat kelapa gara-gara “panjat” bini tetangga. (GTS)

Berita Terkait

News Update