“Kenaikan harga telur dan ayam benar-benar terasa di rumah. Biasanya saya belanja telur ayam di pasar sekitar Rp30.700 sampai Rp32.450 per kilogram, tapi beberapa hari terakhir terasa naik dibanding biasanya,” katanya.
Sementara itu, harga ayam bersih dibanderol sekitar Rp40.000-Rp45.000 per kg, lebih mahal daripada sebelumnya sebesar Rp30.000-Rp35.000 per ekor.
“Kalau dulu Rp100.000 itu sudah cukup buat beli ayam dan telur untuk beberapa hari. Sekarang uang segitu bisa langsung habis cuma buat beli ayam sekitar dua kilogram,” ujar dia.
Kondisi tersebut memaksa Abidah lebih cermat mengatur anggaran belanja rumah tangga. Saat ini, ia mengurangi jumlah pembelian supaya pengeluaran tidak begitu banyak.
“Sekarang harus benar-benar diatur. Kadang ayam dikurangi, lebih sering masak tempe atau tahu. Padahal anak-anak juga suka ayam dan telur,” ucap dia.
Baca Juga: Persib Bungkam Bhayangkara FC 2-0, Ramon Tanque Akhirnya Pecah Telur dengan Dua Go
Ia berharap, pemerintah dapat segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga pangan, terutama menjelang momen Nataru.
“Mudah-mudahan ada operasi pasar atau langkah lain supaya harga bisa turun atau minimal stabil. Soalnya kalau terus naik, masyarakat kecil yang paling berat merasakannya,” tutur dia. (cr-4)
