POSKOTA.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban bencana banjir dan tanah longsor (hidrometeorologi) yang melanda Pulau Sumatra.
Hingga Selasa, 2 Desember 2025 pagi, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 631 orang, naik dari data Senin petang yang tercatat 604 jiwa. Angka ini diprediksi masih mungkin bertambah seiring intensifikasi proses pencarian dan evakuasi.
Data terbaru yang dirilis melalui Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin) BNPB per pukul 10.01 WIB, menyajikan gambaran dampak yang semakin meluas dan dalam.
Selain korban meninggal bencana Sumatra, tercatat 472 orang masih dinyatakan hilang, 2.600 orang luka-luka, dan populasi yang terdampak mencapai 3,2 juta jiwa. Sebanyak 1 juta orang terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka.
Baca Juga: Cuma Butuh 3 Jam Ferry Irwandi Berhasil Galang Dana hingga Rp1 Miliar: Bantu Korban Bencana Sumatera
"Data yang tampil adalah data ter-update yang kami terima dari pos-ko di lapangan," tegas Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menekankan dinamika laporan yang terus berubah.
Rincian Korban per Provinsi dan Kerusakan Infrastruktur
Berdasarkan pemutakhiran, bencana yang melanda 50 kabupaten/kota ini menghantam tiga provinsi paling parah:
- Sumatera Utara: Menjadi wilayah dengan korban tertinggi, 283 orang meninggal, 169 hilang, dan 613 terluka.
- Sumatera Barat: Menyusul dengan 165 orang meninggal, 114 hilang, dan 112 terluka.
- Aceh: Korban meninggal sebanyak 156 orang, dengan 181 orang masih hilang dan 1.800 orang terluka.
Baca Juga: Daftar 7 Perusahaan Jadi Pemicu Banjir Sumatera, Sebabkan Bencana Ekologis Ekstrem
Tidak hanya merenggut nyawa, bencana juga meninggalkan jejak kehancuran infrastruktur yang sangat besar. Ribuan rumah warga hancur atau rusak dengan rincian:
- 3.500 unit rusak berat.
- 2.000 unit rusak sedang.
- 3.500 unit rusak ringan.
Dampak pada infrastruktur publik juga parah, dengan 277 jembatan dan 322 fasilitas pendidikan dilaporkan rusak, mengancam proses pemulihan dan akses logistik ke daerah terisolir.
Baca Juga: Viral Ferry Irwandi Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera, Dana Terkumpul Rp10 MIliar
Proses Pencarian dan Tantangan Logistik
Peningkatan angka korban ini terjadi meskipun operasi pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan terus digenjot.
Cuaca yang belum sepenuhnya stabil, terputusnya akses jalan akibat rusaknya ratusan jembatan, serta luasnya area terdampak menjadi kendala utama tim di lapangan.
Fokus operasi saat ini adalah menjangkau daerah-daerah terisolir, mendistribusikan bantuan logistik, serta mengevakuasi pengungsi yang masih terjebak.
BNPB bersama TNI, Polri, relawan, dan institusi terkait lainnya berupaya bekerja tanpa henti. Namun, besarnya skala bencana membutuhkan solidaritas dan bantuan berkelanjutan dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung fase tanggap darurat dan pemulihan awal.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi resmi dan berhati-hati terhadap potensi banjir susulan atau tanah longsor sekunder di daerah lereng yang sudah jenuh air.
