Pemkot Bekasi Akan Tindak Tegas ASN yang Terlibat Judol

Senin 24 Nov 2025, 19:18 WIB
Ilustrasi ASN. (Sumber: Istimewa)

Ilustrasi ASN. (Sumber: Istimewa)

BEKASI SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akan memperkuat koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memerangi maraknya praktik judi online (judol) di wilayah Kota Bekasi.

Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, mengatakan persoalan judi online kini menjadi pekerjaan rumah bersama, baik di daerah maupun nasional. Meski jumlah pemain di Kota Bekasi disebut menurun, upaya pencegahan tetap akan diperketat.

"Saya kira memang ini PR kita bersama dari nasional juga. Kami juga akan berbincang dengan Komdigi untuk membahas hal tersebut. Walaupun memang tidak sebanyak yang dulu dan sudah ada penurunan," ujar Harris, Senin 24 November 2025.

Harris menegaskan pihaknya tidak akan ragu menindak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terbukti terlibat dalam judi online. Pemeriksaan internal akan dilakukan secara menyeluruh.

Baca Juga: Bekasi Masuk 10 Besar Pemain Judol Terbanyak di Jabar, Angkanya Tembus Ratusan Ribu

“Kalau betul-betul mengalami (judol) kami akan verifikasi. Kalau memang ada, seperti ketahuan bahwa ada bukti-bukti, saya kira kami akan tindak sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Ia menyampaikan, Inspektorat Kota Bekasi telah diminta untuk menangani dan membuka seluruh potensi pelanggaran.

“Pasti, kami lewat teman-teman Inspektorat agar supaya nanti kita buka semua persoalan,” kata Harris.

Sebelumnya, Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelumnya mencatat Provinsi Jawa Barat sebagai wilayah dengan jumlah pemain dan transaksi judi online tertinggi sepanjang 2024.

Dimana Kota dan Kabupaten Bekasi masuk dalam 10 besar. Kabupaten Bekasi berada di posisi kelima dengan 168.316 pemain, sementara Kota Bekasi menempati posisi kesembilan dengan total 125.243 pemain.

Di Kabupaten Bekasi, Kecamatan Tambun Selatan tercatat sebagai wilayah dengan pemain judi online terbanyak, mencapai 23.975 orang.


Berita Terkait


News Update