Kopi Pagi: Toleransi Membangun Harmoni

Senin 17 Nov 2025, 06:20 WIB
Kopi Pagi: Toleransi Membangun Harmoni. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Toleransi Membangun Harmoni. (Sumber: Poskota)

Diakui, kian tegak kokohnya NKRI juga tak lepas dari sikap toleransi yang telah menjadi jati diri bangsa Indonesia  yang sudah tertanam sejak era perjuangan hingga kini.

Toleransi disadari sebagai tali perekat persatuan di tengah keberagaman. Karena sikap toleransi itulah para pejuang melepaskan ego pribadi, kelompok dan latar belakang kedaerahan, keagamaan, dan kesukuan.

Baca Juga: Kopi Pagi: Pejuang Rakyat

Para pejuang dan pendiri bangsa menyadari begitu pentingnya sikap toleransi yang mampu menciptakan persatuan, membawa banyak manfaat bagi kemajuan bangsa dan negara. Itulah sebabnya sikap toleransi menjadi satu butir panduan dalam pengamalan nilai- nilai falsafah bangsa kita.

Kemampuan mengendalikan diri, menekan kehendak pribadi demi kepentingan umum – kepentingan yang lebih luas lagi, itulah sejatinya toleransi.

Saat ini, di tengah kian beragamnya pendapat, argumentasi, sikap dan perbuatan akibat semakin mudahnya mengakses informasi, menuntut kita untuk semakin toleran dalam merespons situasi. Dituntut semakin mampu mengendalikan diri terhadap yang terjadi di sekeliling kita, utamanya menghargai pendapat orang lain, yang boleh jadi tak sesuai dengan sikap kita.

Sikap toleran dapat kita maknai taat terhadap norma sosial dan norma keberagaman, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Toleransi berperan penting dalam membangun harmoni karena di dalamnya menuntut sikap menghormati keberagaman, menghargai perbedaan, upaya melawan diskriminasi, prasangka buruk, dan kebencian.

Toleransi menuntut penyesuaian dalam merespons perbedaan dan keberagaman demi membangun harmoni. Ibarat menabuh gamelan perlu adanya keselarasan, keserasian, kesepahaman dan kebersamaan.

Masing-masing jenis gamelan memiliki instrumen dengan karakter suara yang berbeda-beda.Cukup beragam, tetapi jika ditabuh dengan keselarasan dan kesepahaman oleh para penabuh gamelan (pengrawit) akan menghasilkan suara merdu menenangkan jiwa mereka yang mendengarnya.

Baca Juga: Kopi Pagi: Menjaga Warisan Budaya

Para pengrawit akan patuh menabuh alat musik pada saatnya (gilirannya), tidak saling mendahului, menabuh sesuai porsinya ( keras tidaknya, frekuensinya). Meski bisa menabuh berkali – kali dan lebih keras lagi, tetapi itu dihindari karena sadar jika dilakukan akan menimbulkan suara sumbang, disharmoni.


Berita Terkait


undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Menuju Swasembada Air

Kamis 30 Okt 2025, 06:15 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Kenang Kebaikannya

Senin 03 Nov 2025, 06:30 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Menjaga Warisan Budaya

Kamis 06 Nov 2025, 07:12 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Pejuang Rakyat

Senin 10 Nov 2025, 05:54 WIB
undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Sehat Mental dan Sosial

Kamis 13 Nov 2025, 06:02 WIB

News Update