Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung keselarasan antara semangat perjuangan GKR Hemas dan konsep Green Democracy, yakni sebuah demokrasi yang menempatkan kehidupan, keseimbangan alam, dan keberlanjutan generasi sebagai bagian dari keadilan politik.
“Perjuangan Ibu GKR Hemas dan semangat Green Democracy bertemu dalam satu titik: sama-sama menempatkan keadilan ekologis sebagai bagian dari keadilan politik. Bahwa memperjuangkan kewenangan DPD RI bukan hanya memperkuat lembaga, melainkan memperkuat nilai, bahwa setiap daerah punya martabat, setiap suara daerah punya makna, dan setiap perjuangan daerah adalah bagian dari nadi bangsa,” jelasnya.
Baca Juga: DPD RI Awards 2025, Sultan: Banyak Pahlawan Daerah yang tak Kesorot Kamera
Menutup sambutannya, ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada GKR Hemas atas konsistensi dan dedikasi beliau yang terus menulis dan menanam “benih pengetahuan” bagi generasi penerus.
"Dalam kesibukan yang tidak ringan, Ibu GKR Hemas masih memilih untuk menulis sebuah tindakan sederhana yang bermakna besar bagi peradaban. Atas nama DPD RI, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya," katanya.
"Semoga buku ini menjadi cahaya bagi para senator muda, akademisi, dan generasi bangsa untuk melanjutkan perjuangan ini dengan pena yang jujur, pikiran yang jernih, dan hati yang mencintai Indonesia,” ujarnya.
Peluncuran buku “Refleksi Dua Dekade DPD RI: Otonomi Daerah untuk Indonesia Emas 2045” di Yogyakarta turut dihadiri oleh pimpinan dan anggota DPD RI, para akademisi, tokoh masyarakat, serta perwakilan pemerintah.


 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 