Disertai harapan, para elite dan pejabat publik yang mengedukasi nilai –nilai nasionalisme, harus lebih baik dari yang diedukasi.
Jika tidak?, situasi akan berbalik, Gen Z yang akan mengedukasi para elite dan pejabat publik dengan melakukan gerakan perubahan tata kelola negara agar tetap selaras dengan nilai luhur nasionalisme, mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas segalanya.
Gerakan Reformasi yang dipelopori Gen Z di sejumlah negara belakangan ini, akibat lemahnya keberpihakan pejabat kepada rakyat, bisa menjadi rujukan.
Baca Juga: Kopi Pagi: Menguatkan Ketahanan Mental
Lagi pula, jangan harap dapat mengubah orang lain, apalagi dunia, kalau diri sendiri tidak mau berubah. Maknanya, awali perubahan diri menjadi orang baik, sebelum mengubah orang lain menjadi lebih baik. Begitupun ketika hendak mengedukasi nilai – nilai nasionalisme dan patriotisme, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Tak sedikit para elite mengedukasi keberpihakan kepada rakyat,namun ucapan dan perbuatannya acap mencerminkan ketidakkeberpihakan. Ini indikasi tidak satunya kata dengan perbuatan. Dalam pepatah bahasa Jawa sering disebut:Kakehan gludug , kurang udan.
Mari edukasi diri sendiri, sebelum mengedukasi orang lain. Perbaiki diri sendiri, sebelum memperbaiki orang lain. (Azisoko)
