Kopi Pagi: Aksi Nyata Hidup Sederhana

Kamis 23 Okt 2025, 06:51 WIB
Kopi Pagi: Aksi Nyata Hidup Sederhana. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Aksi Nyata Hidup Sederhana. (Sumber: Poskota)

“..pola hidup sederhana,urip sak madyo, bukan berarti hidup miskin ( tidak berharta benda). Tetapi bagaimana menata diri agar hidupnya tidak berlebihan. Dapat membatasi diri dengan perbuatan semestinya, bukan yang tidak semestinya. Bukan ngoyo, bukan pula neko – neko..

-Harmoko-

---

Pola hidup sederhana sepertinya perlu digelorakan kembali menjadi gerakan nasional, di tengah upaya pemerintah menggenjot berbagai program pembangunan untuk mengurangi kemiskinan, membuka sebanyak mungkin lapangan kerja, serta menggerakan ekonomi rakyat.

Ini memerlukan keteladanan para elite negeri negeri melalui aksi nyata, bukan sebatas retorika dan imbauan belaka. Menggunakan produk dalam negeri salah satu di antaranya, tak terkecuali penggunaan fasilitas produk dalam negeri seperti mobil Maung, bagi pejabat negara, tak hanya wujud kesederhanaan, juga mencintai produk buatan bangsa sendiri.

Bagaimana kecemburuan sosial dapat dihapuskan, jika sebagian elite masih tampil menjaga gengsi dengan kemewahan – sering disebut flexing.

Memang, untuk hidup sederhana sebaiknya bukan melalui pemaksaan, tetapi akan lebih baik jika datang sendiri atas dasar kesadaran.

Begitu pentingnya perilaku sederhana dalam kehidupan sehari – hari, maka para pendiri negeri ini mensarikannya ke dalam falsafah bangsa kita, Pancasila, agar menjadi tuntunan sepanjang masa.
Anjuran agar tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah seperti dirumuskan  dalam butir- butir sila kelima Pancasila, merupakan cerminan dari pola hidup sederhana, dalam bahasa Jawa disebut - urip sak madyo, sebagaimana kehendak para founding fathers kita.

Para pendiri negeri meyakini bahwa pola hidup sederhana yang dibarengi dengan “kaya hati”,bukan “miskin hati” akan mendorong terwujudnya kemakmuran dan keadilan sosial.

Sak madyo, tentunya bukan saja dalam sikap perbuatan, juga ucapan yang kadang lebih tajam memamerkan kemewahan lebih dari fakta yang sebenarnya. Karenanya perlu menjaga mata agar tidak silau atas kepemilikan orang lain. Menjaga hati  agar tidak tergoda dengan beragam keinginan yang melebihi kemampuan. Menjaga diri agar dijauhkan dari rasa gengsi, itulah cerminan “kaya hati”.

Hidup boros dan kemewahan juga dapat melahirkan embrio penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang, yang berujung pada tindakan korupsi. Kita paham betul, korupsi berpotensi dilakukan oleh mereka yang mempunyai kemampuan, kekuasaan dan kewenangan.


Berita Terkait


undefined
Kopi Pagi

Kopi Pagi: Lumbung Rakyat

Senin 20 Okt 2025, 06:06 WIB

News Update