Kepsek SDN Jatibening Baru 2 Pastikan Sudah Ada Mediasi Kasus Bullying, Sebut Pelaku Akui Perbuatannya

Senin 27 Okt 2025, 21:29 WIB
Kepala Sekolah SDN Jatibening Baru 2, Anti Susanti. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Kepala Sekolah SDN Jatibening Baru 2, Anti Susanti. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

PONDOK GEDE, POSKOTA.CO.ID - Kepala Sekolah SDN Jatibening Baru 2, Anti Susanti, memastikan pihak sekolah telah melakukan mediasi antara pihak korban dan pelaku dalam kasus perundungan yang dialami seorang siswa berusia 10 tahun.

Peristiwa perundungan terjadi pada Mei 2025 lalu. Anti juga menegaskan bahwa kedua pelaku pemukulan telah mengakui perbuatannya.

“Begitu ada pengaduan tanggal 17 Mei, pihak sekolah langsung mengadakan mediasi antara pelaku dan korban. Dalam mediasi itu sudah terjadi kesepakatan, dan pelaku mengakui bahwa ia memang memukul korban,” ujar Anti saat ditemui di Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Senin 27 Oktober 2025.

Menurut Anti, kesepakatan awalnya menyebut pelaku bersedia mengganti biaya pengobatan korban secara penuh dan tidak dicicil. Namun, kesepakatan itu tidak berjalan sesuai rencana.

“Dari cerita ibu korban, setelah ada pembayaran, ternyata masih kurang Rp310 ribu dari total Rp2.310.000. Jadi baru dibayar dua juta. Karena merasa tidak ada niat baik dari pihak pelaku, ibu korban akhirnya menagih dan tidak terima,” jelasnya.

Baca Juga: Disdik Kota Bekasi Bantah Normalisasi Kasus Bullying di SDN Jatibening Baru 2

Ia mengatakan, sempat terjadi perbedaan pendapat soal pengobatan korban. Dimana Ibu korban ingin anaknya dibawa ke dokter ortopedi di rumah sakit pilihan, sementara pihak pelaku keberatan karena faktor ekonomi dan menyarankan berobat ke tukang urut.

Anti mengakui pihak sekolah tidak menjenguk korban usai kejadian. Namun, langkah itu diambil karena kondisi korban dinilai masih baik dan tetap masuk sekolah keesokan harinya.

“Kami lihat anaknya tetap sekolah, kelihatan baik-baik saja. Saat itu saya juga sempat menemuinya dan menanyakan langsung, ‘Gimana kabarnya, tangannya masih sakit enggak?’,” ucap Anti.

Menurut Anti, perundungan tersebut bukan aksi yang direncanakan, melainkan akibat candaan yang keterlaluan antar siswa.

“Anak-anak itu kan suka bercanda, tapi kali ini bercandanya keterlaluan sampai melukai. Saya yakin mereka tidak punya niat jahat. Tapi tentu saja, tindakan seperti ini tetap tidak bisa dibenarkan,” ujarnya.


Berita Terkait


News Update