Yang hendak saya sampaikan adalah ajakan hidup sederhana bukan datang tiba- tiba, bukan pula diterapkan seketika karena dibutuhkan, tetapi hendaknya menjadi pedoman hidup sehari – hari pada segala macam situasi, lebih – lebih di era sekarang ini.
Baca Juga: Kopi Pagi: Lumbung Rakyat
Embrio munculnya kecemburuan sosial dapat dipupus lewat perilaku kehidupan sederhana yang dapat mencerminkan rasa empati di saat orang lain hidup serba kekurangan. Sangat tidak berperasaan, di saat orang lain sedang terbelit kesulitan ekonomi, kita malah menebar kemewahan seolah ikut menertawakan yang pada akhirnya dapat memperlebar jurang kesenjangan sosial.
Patut diingat, pola hidup sederhana bukan berarti hidup miskin ( tidak berharta benda). Tetapi bagaimana menata diri agar hidupnya tidak berlebihan. Dapat membatasi diri dengan perbuatan semestinya, bukan yang tidak semestinya. Bukan ngoyo, bukan pula neko – neko, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Kuncinya, pikiran kita harus diarahkan kepada hal yang positif, maunya kita harus dibatasi, gengsi kita akhiri.
Hidup sak madyo akan pula menuntun kita untuk menghormati alam sekitarnya. Sikap tidak boros akan berdampak pula pada penggunaan sumber daya alam sekitar. Tentu, penggunaan sumber daya alam akan lebih hemat karena hanya akan digunakan sesuai kebutuhan, bukan dihamburkan.
Hidup sederhana, hendaknya dimanifestasikan pula dengan sikap tidak boros pangan.
Jangan karena kita sudah berlimpah stok pangan, surplus beras yang diperkirakan antara 3 sampai 4 juta ton di akhir tahun 2025 ini, jangan lantas menghamburkan makanan pokok kita.
Kita hargai jerih payah para petani yang telah menyiapkan makanan bagi penduduk seluruh negeri, dengan hemat pangan, bukan malah membuang banyak makanan karena memasak berlebihan.
Jangan kita bersusah payah mewujudkan swasembada pangan, sudah terwujud sebagian menjadi sisa makanan yang terbuang.
Baca Juga: Kopi Pagi: Setahun Pemerintahan Prabowo
Stop boros pangan, hendaknya menjadi bagian dari perilaku hidup sederhana seluruh elemen bangsa siapa pun dia, kapan pun dan di manapun.
Stop boros pangan juga menjadi perhatian dunia, di tengah ancaman krisis pangan global yang dipicu perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi.