DPRD Kota Bekasi Minta DP3A Dampingi Pegawai SPPG Korban Pelecehan dan Kekerasan di Jatiasih

Rabu 22 Okt 2025, 19:03 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

JATIASIH, POSKOTA.CO.ID - DPRD Kota Bekasi angkat bicara terkait kasus dugaan pelecehan dan kekerasan verbal yang menimpa seorang pegawai accounting Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, berinisial RD, 28 tahun. RD diduga mendapat perlakuan tidak pantas dari atasannya berinisial KP, 29 tahun.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, meminta Pemerintah Kota Bekasi, khususnya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), untuk segera memberikan pendampingan psikologis kepada korban.

“Kami minta yang di bawah naungan DP3A ini, untuk bergerak juga, memberikan pendampingan psikologis dan lainnya agar korban merasa aman, baik secara fisik maupun psikis,” ujar Wildan kepada awak media, Rabu 22 Oktober 2025.

Wildan menyesalkan kejadian tersebut dan mendesak adanya langkah tegas agar kasus serupa tidak terulang. Menurutnya, SPPG merupakan bagian dari ujung tombak pelaksanaan program pemenuhan gizi masyarakat, sehingga harus menjunjung tinggi profesionalitas.

Ia juga menekankan pentingnya pendampingan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengingat kondisi psikis korban yang kini terganggu.

Baca Juga: Psikis Pegawai SPPG Korban Pelecehan di Bekasi Terganggu

“Selain DP3A, kami juga akan meminta LPSK untuk turut mengawal korban,” tegasnya.

Sebelumnya, RD mengaku mengalami trauma berat dan gangguan psikis setelah diduga mendapat perlakuan tidak pantas dari KP, atasannya. Ia bahkan sering merasa takut, kehilangan nafsu makan, hingga tubuhnya gemetar saat bertemu orang lain.

“Karena saya juga khawatir nanti balasan pelaku ke saya seperti apa setelah kasus ini, psikis saya jadi terganggu,” ujar RD.

RD menuturkan, dirinya kerap mendapat perlakuan kasar sejak awal bekerja di tempat tersebut. Ia disebut sering dimarahi tanpa alasan jelas, bahkan di depan rekan kerja lain.

“Padahal saya tidak salah. Saya cuma tanya dokumen, tapi dokumen yang dikirim ke saya salah. Malah saya dimaki-maki,” tuturnya.


Berita Terkait


News Update