JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di antara deretan mobil klasik yang hadir di Jambore Suzuki Club 2025, Sabtu, 18 Oktober 2025, Suzuki Carry ST20 atau yang akrab disapa Truntung cukup menarik perhatian.
Julukan Truntung bukan tanpa alasan berasal dari suara khas mesin 2-taknya yang terdengar seperti “truntung tung tung” membuat pendenar langsung bisa mengenalnya dari kejauhan.
Dalam perjalanannya, mobil Suzuki Carry ST20 pertama kali hadir pada era 1970-an sebagai bagian dari jajaran kei car asal Jepang.
Mobil ini mengusung mesin mungil 550cc 3 silinder 2-tak (LJ50) yang menghasilkan tenaga 33 PS dan torsi 52 Nm. Meski terlihat sederhana, performanya cukup tangguh untuk ukuran mobil niaga ringan kala itu.
Baca Juga: Suzuki Siap Luncurkan e-Vitara Awal 2026, Andalkan Kualitas dan Nilai Lebih
Ciri khas lain dari “Truntung” adalah sistem olinya yang masih dicampur dengan bensin, layaknya motor 2-tak. Mesin ini juga masih mengandalkan karburator, sistem pengapian platina, serta pendinginan cairan. Semua itu menambah pesona mekanis yang kini terasa langka di era kendaraan modern serba digital.
Selain suara mesinnya yang ikonik, Suzuki Truntung juga dikenal, karena ukuran bodinya yang kompak, sehingga favorit di jalan-jalan sempit perkotaan. Tak heran bila mobil ini dulu kerap diandalkan sebagai angkutan kota atau angkot di berbagai daerah.
Dari luar, mobil tersebut tampil dengan desain sederhana dan fungsional, khas mobil niaga era 70-an. Ciri yang paling mudah dikenali adalah lampu depan bulat yang menjadi ciri khas mobil Jepang lawas.
Di bagian depan, terdapat grille kotak berwarna hitam yang menyatu dengan rumah lampu, memberikan kesan minimalis namun tegas.
Baca Juga: Indomobil eMotor Gelar Kopdar Perdana Bersama 4 Komunitas Motor Listrik
Lampu sein terletak di bawah bumper depan, mempertegas gaya utilitarian-nya. Bodinya yang mungil dan compact membuatnya mudah bermanuver di jalan sempit, sementara untuk beberapa varian, disematkan pintu geser di sisi samping agar akses kabin makin praktis.