Jejak Narkoba di Balik Maraknya Aksi Tawuran Remaja di Jakarta

Senin 20 Okt 2025, 19:17 WIB
Ilustrasi tawuran pelajar. (Sumber: Poskota/Arif)

Ilustrasi tawuran pelajar. (Sumber: Poskota/Arif)

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta menyoroti meningkatnya tren tawuran di kalangan remaja yang kini banyak dipengaruhi oleh penyalahgunaan narkoba dan gaya hidup berisiko.

Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, tercatat 100 kejadian tawuran di wilayah Jakarta, dengan frekuensi tertinggi terjadi di kawasan Jakarta Timur, seperti Manggarai, dan Duren Sawit.

"Januari sampai dengan Oktober 100 kejadian, berdasarkan data dari Suku badan Kesbangpol di wilayah, kecuali Pulau Seribu, walaupun intensitasnya Kecil," jelas Kepala Kesbangpol DKI Jakarta, Muhamad Matsani, saat dihubungi, Senin, 20 Oktober 2025.

Menurut Matsani, sebagian besar aksi tawuran yang terjadi tidak lagi murni karena konflik antarkelompok atau pelajar, melainkan dipicu oleh penggunaan narkotika dan minuman keras. Sehingga sering terjadi, para pelaku tawuran kedapatan membawa barang haram.

“Kalau kita lihat, pola klasiknya masih ada. Tawuran sering dijadikan pelampiasan, tapi di balik itu banyak pelaku yang ternyata terpengaruh narkoba. Jadi ada faktor penyalahgunaan zat yang mendorong perilaku agresif,” ujar Matsani.

Menurut Matsani, hasil pengamatan Kesbangpol dan laporan lapangan dari lima wilayah administrasi Jakarta menunjukkan bahwa keterlibatan narkoba dalam kasus tawuran bukan hal baru. Namun memang kembali ada peningkatan pada tahun ini. Karena itu, mengatasi persoalan tawuran membutuhkan komitmen semua stakeholder, tak hanya kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN).

Baca Juga: Polisi Tangkap 8 Pemuda Tawuran di Senen Jakpus, Narkoba Ditemukan

“Beberapa kejadian terakhir yang kami amati, tawuran selalu ada kaitannya dengan narkoba. Entah itu pelaku dalam kondisi terpengaruh zat atau menggunakan narkoba sebagai alasan berkumpul,” kata Matsani.

Selain itu, Matsani menambahkan, sebagian tawuran juga dijadikan modus pengalihan perhatian untuk aktivitas peredaran atau transaksi narkoba. Namun demikian, terkait dugaan ini masih perlu dilakukan pendalam lagi. Mengingat, mayoritas pelaku tawuran di Jakarta adalah usia muda bahkan masih berstatus pelajar.

"Ini yang kita sebut pola klasik. Tawuran dibuat sebagai pengalih isu atau tameng agar peredaran narkoba di lokasi tertentu tidak terpantau aparat,” tutur Matsani.

Selain faktor narkoba, Kesbangpol juga menemukan fenomena baru di kalangan remaja, yaitu tawuran yang dijadikan konten digital. Aksi kekerasan direkam, disebarkan di media sosial, dan terkadang terhubung dengan aktivitas judi online atau pinjaman daring (pinjol).


Berita Terkait


News Update