MEDAN SATRIA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah orang tua murid Unit Sekolah Baru (USB) SMP 62 Kota Bekasi mengeluhkan kondisi sekolah yang dinilai tidak layak dan membahayakan keselamatan siswa.
Gedung sekolah yang berlokasi di Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi itu diketahui merupakan bangunan bekas kantor kelurahan yang kini difungsikan sebagai ruang belajar.
Ella 41 tahun, orang tua siswa kelas 9, mengaku memasukkan anaknya ke sekolah tersebut karena ingin menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
Namun, ia baru mengetahui kondisi fisik bangunan yang memprihatinkan setelah satu bulan anaknya bersekolah di sana.
Baca Juga: Tiga Tahun Menumpang, USB SMPN 62 Kota Bekasi Butuh Sekolah Layak untuk Siswa
“Awalnya anak-anak belajar di SMP 19 Kota Bekasi selama tiga minggu. Setelah itu baru pindah ke sini. Dari awal kami tahu gedungnya di sini, cuma tidak tahu kondisinya memprihatinkan seperti ini,” ujar Ella saat ditemui di Sekolah, Rabu 8 Oktober 2025.
Ia mengatakan, kondisi bangunan yang banyak atap bolong, dinding retak, serta fasilitas yang minim membuat dirinya khawatir setiap kali anaknya berangkat sekolah.
“Pastinya khawatir dengan kondisi seperti ini. Bangunannya, bangkunya, kamar mandinya juga tidak layak. Tapi mau dikatakan gimana, sudah terlanjur,” keluhnya.
Anak Ella yang kini duduk di kelas 9 sudah hampir tiga tahun menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Ia berharap pemerintah segera memperbaiki gedung agar proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan aman dan nyaman.
“Pengennya segera dibangun, terus ada fasilitas yang lebih baik. Kayak bangkunya, tembok-tembok semua perlu diperbaiki. Biar anak kami sekolahnya nyaman, nggak khawatir takut roboh segala macam,” tuturnya.
Ella mengaku sudah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada pihak sekolah terkait kondisi tersebut, namun belum ada tindak lanjut yang jelas dari pemerintah.
Baca Juga: Belajar di Ruang Kelas Nyaris Roboh, Siswa SMPN 62 Bekasi Bertahan Demi Pendidikan
“Sempat komplain, bahkan selalu komplain. Tapi katanya dari pemerintah belum ada dana, jadi belum bisa dibangun. Padahal dulu dinas sudah datang, tapi sampai sekarang belum terealisasi,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Nina, 41 tahun, orang tua siswa lainnya. Ia menuturkan, kondisi sekolah semakin mengkhawatirkan setelah atap ruang kelas sempat ambruk beberapa waktu lalu.
“Di sini udah beberapa kali juga kan atapnya ambruk. Untungnya anak-anak lagi enggak di dalam kelas. Kalau iya, bisa bahaya,” ucapnya.
Sebagai orang tua, Nina berharap Pemerintah Kota Bekasi segera memberikan perhatian serius terhadap kondisi sekolah tersebut.
Menurutnya, USB SMP 62 tidak pantas dibiarkan dalam kondisi seperti itu, terlebih berada di tengah kota besar seperti Bekasi.
“Mungkin dari pemerintah bisa memberikan solusi. Kasihan anak-anak yang semangat belajar tapi terganggu dengan tempat belajarnya. Minimal ada perhatian sedikit dari pemerintah,” ujarnya. (cr-3)