Menyusuri Jejak Tionghoa dan Jakarta Tempo Dulu di Petak Enam Glodok

Rabu 08 Okt 2025, 21:14 WIB
Petak Enam, salah satu destinasi wisata kuliner di kawasan Glodok, Jakarta Barat. (Sumber: POSKOTA | Foto: Dhiya Ahmad/M2)

Petak Enam, salah satu destinasi wisata kuliner di kawasan Glodok, Jakarta Barat. (Sumber: POSKOTA | Foto: Dhiya Ahmad/M2)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Lorong-lorong di Petak Enam Glodok, Jakarta Barat, seolah membawa siapa pun sedang melangkah ke masa lalu Jakarta.

Aroma kuliner bercampur wangi dupa tipis, dinding bata merah, lampion bergelantungan di atas kepala, semuanya berpadu menciptakan suasana yang sukar ditemukan di tempat lain.

Di sinilah, di antara bangunan tua yang disulap menjadi ruang wisata kuliner dan budaya, nostalgia tentang Jakarta tempo dulu kembali berdenyut cepat.

Desti, 20 tahun, tampak antusias sejak pertama kali melangkah kaki ke kawasan ini. Ia datang bersama seorang temannya, dengan rasa penasaran yang tumbuh dari linimasa media sosial.

“Aku lihat dari sosial media, katanya tempatnya estetik dan instagramable banget. Jadi penasaran mau datang langsung,” ujarnya sambil tersenyum.

Baca Juga: Jelajah Rasa di Petak Sembilan, Ini 5 Kuliner Legendaris yang Wajib Disantap

Bagi dirinya, Petak Enam bukan sekadar tempat makan. Begitu masuk, langsung terasa banget vibes Chinatown-nya.

"Kaya Jakarta zaman dulu, tapi dikemas lebih modern,” katanya sambil memperhatikan deretan lampion merah yang menggantung di atas kepala.

Desti baru pertama kali datang ke Petak Enam, dan ia mengaku kagum pada upaya kawasan ini menjaga ciri khasnya di tengah modernisasi.

“Dari sepenglihatan aku pas pertama kali datang, Petak Enam beda banget sama kawasan Glodok lainnya. Lebih bersih, lebih tertata, dan ornamennya benar-benar merepresentasikan suasana Tionghoa,” tuturnya.

Sekitar 80 persen kuliner yang dijajakan di Petak Enam, kata Desti, bercita rasa Chinese food.

“Tadi aku sempat nyobain beberapa jajanan khas Tionghoa, dan rasanya enak-enak, otentik banget,” ujarnya sambil memperlihatkan galeri ponselnya yang dipenuhi foto makanan.

Baca Juga: Petak Enam, Destinasi Wisata Belanja dan Kuliner Legendaris di Pecinan Glodok

Namun di balik keindahan dan keunikan nuansa di Petak Enam, Desti juga menyadari tantangan yang dihadapi kawasan ini.

“Kalau mau tetap ramai, promosi di media sosial harus lebih dimasifkan. Sekarang kan banyak orang-orang taunya dari sana, terus kalau ada pertunjukan atau show, bisa bikin tempat ini makin menarik buat dikunjungi,” sarannya.

Meski begitu, ia menilai fasilitas di Petak Enam sudah cukup memadai untuk wisata kuliner dan foto-foto.

Petak Enam kini bukan hanya tempat singgah bagi pecinta kuliner, tapi juga ruang dimana identitas dan sejarah bersinggungan. Petak Enam berdiri di tengah hiruk pikuk Jakarta modern, namun tetap menjaga erat akar budaya yang melahirkannya.

Setiap sudut Petak Enam seolah berbisik tentang masa lalu yang masih hidup: dari suara pedagang, aroma makanan yang menggoda, hingga gemerincing koin dari toko suvenir di tepi jalan.

Petak Enam adalah napas lama yang menolak padam, berusaha terus hidup di tengah banyaknya pusat perbelanjaan yang kini sepi di kawasan Glodok. (M2)


Berita Terkait


News Update