CIKARANG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Kepala SMKN 1 Cikarang Barat, Bambang Nurcahyo angkat bicara tentang kasus perundungan hingga tulang rahang siswa kelas 10 patah.
Menurut Bambang, perundungan ini dipicu kelompok Barisan Siswa (Basis) Kelompok itu beranggotakan pelajar dari berbagai sekolah, termasuk SMKN 1 Cikarang Barat, bahkan alumni.
“Anggotanya bukan hanya dari Cikarang Barat 1, tapi juga dari beberapa sekolah lain. Karena banyak juga yang dari sekolah kami, jadinya seolah-olah ini milik SMKN 1. Padahal bukan,” kata Bambang di Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Jumat, 19 September 2025.
Menurutnya, kasus ini bermula ketika AAI dianggap melanggar aturan yang berlaku di kelompok Basis.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Kasus Perundungan Siswa SMK di Bekasi
“Mungkin ada aturan-aturan di kelompok itu yang dilanggar oleh korban, sehingga terjadi pemukulan,” jelasnya.
Bambang menerangkan, aksi pemukulan terjadi di Lapangan Irepo, sekitar 1 kilometer dari sekolah, pada Selasa 2 September 2025. Para pelaku disebut membuat barisan sebelum menganiaya korban.
“Dari siswa sekolah kami, ada sekitar 6–7 orang pelaku, sebagian kelas 12 yang sedang PKL dan kelas 11. Ada juga dua orang yang sudah dikeluarkan dari sekolah serta satu dari luar yang belum diketahui identitasnya,” ungkapnya.
Meski begitu, ia menegaskan pihak sekolah bersama DPRD dan pemerintah daerah sudah sepakat untuk memutus rantai keberadaan kelompok Basis.
Baca Juga: DPRD Bekasi Mediasi Orang Tua Siswa Korban Perundungan dan Sekolah
“Kami dari sekolah juga minta maaf karena tidak sepenuhnya bisa menangani kasus-kasus ini, saking banyaknya persoalan. Tapi ke depan ini akan jadi perhatian serius sekolah agar tidak ada lagi bullying,” tuturnya.
Bambang juga mengaku, baru kali ini sekolah sampai terseret ke ranah hukum akibat kasus perundungan.
“Kalau sebelumnya enggak pernah sampai ke polisi. Baru kali ini sekolah dipanggil untuk kasus seperti ini,” katanya.
Sebagai pendidik, ia menyebut tidak bisa serta-merta menghakimi atau mengeluarkan siswa yang terlibat.
Baca Juga: Pengelola Shelter Minta Pemkot Bekasi Bangun Puskeswan
“Anak nakal itu tetap harus menjadi didikan kami. Kami juga enggak bisa seenaknya mengeluarkan siswa, karena dari KCD juga meminta jangan sampai anak putus sekolah,” ujarnya. (CR-3)