POSKOTA.CO.ID - Bagi banyak pekerja, khususnya fresh graduate, memiliki gaji dua digit terdengar seperti pencapaian besar. Nominal yang tampak menjanjikan sering dipersepsikan sebagai jalan menuju kemapanan hidup. Namun, realitasnya tidak sesederhana itu.
Pendapatan tinggi kerap diikuti dengan penyesuaian gaya hidup yang lebih mewah. Contoh sederhana, seseorang dengan penghasilan minimum mungkin puas berbelanja produk terjangkau secara online. Sebaliknya, mereka yang memperoleh gaji belasan juta rupiah bisa terdorong membeli pakaian bermerek atau berlibur ke luar negeri.
Fenomena ini dikenal sebagai lifestyle inflation. Saat penghasilan meningkat, pengeluaran pun ikut naik. Jika tidak dikendalikan, peningkatan pendapatan hanya menghasilkan rasa aman finansial semu, bukan kestabilan jangka panjang.
Baca Juga: Perbandingan Spesifikasi iPhone 17 Pro vs iPhone 17 Pro Max
Risiko Finansial di Balik Gaji Besar
Seseorang dengan penghasilan tinggi cenderung menghadapi risiko finansial lebih besar. Hutang konsumtif, cicilan rumah mewah, kendaraan baru, hingga gaya hidup hedonis bisa menggerus pendapatan. Tanpa pengelolaan yang matang, gaji dua digit bisa habis bahkan sebelum akhir bulan.
Risiko lainnya adalah kurangnya perencanaan untuk masa depan. Banyak orang fokus pada penghasilan bulanan tanpa memperhatikan dana darurat, investasi, atau persiapan pensiun. Akibatnya, meski berpenghasilan besar, mereka tetap rentan ketika menghadapi kondisi darurat seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau krisis ekonomi.
Prinsip Mengelola Gaji Dua Digit
Berikut strategi praktis agar gaji besar benar-benar bermanfaat:
1. Lacak Setiap Pengeluaran
Mencatat pengeluaran adalah langkah dasar dalam pengelolaan keuangan. Dengan melacak arus uang masuk dan keluar, Anda bisa mengidentifikasi kebocoran finansial.
- Gunakan aplikasi pencatat keuangan digital.
- Pisahkan kategori belanja: kebutuhan pokok, cicilan, hiburan, hingga investasi.
- Lakukan evaluasi bulanan untuk menilai apakah pengeluaran sesuai rencana.
Langkah sederhana ini membantu menghindari pemborosan dan memberi dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan keuangan.
2. Terapkan Prinsip “Nabung Dulu, Belanja Nanti”
Sering kali, orang menabung hanya dari sisa belanja. Padahal, cara paling efektif adalah menyisihkan tabungan di awal. Misalnya, dari Rp15 juta gaji bulanan, langsung sisihkan Rp3 juta untuk tabungan sebelum membelanjakan sisanya.
Metode ini memastikan tabungan tetap konsisten tanpa terganggu oleh godaan konsumsi. Tabungan bisa dialokasikan untuk:
- Dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran.
- Tabungan pensiun.
- Investasi produktif.