POSKOTA.CO.ID - Banyak orang bertanya-tanya, Malaka Project itu apa dan siapa di baliknya? Malaka Project merupakan sebuah inisiatif pendidikan digital yang muncul sebagai respons atas tantangan besar di era media sosial banjir informasi yang sering kali lebih menghibur daripada mencerdaskan.
Sejak awal kehadirannya, Malaka Project menempatkan diri bukan sekadar sebagai “media konten”, tetapi juga sebagai ruang belajar kolektif. Visi mereka sederhana namun penting: membangun masyarakat yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga mampu berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Momentum peluncurannya pada 20 Oktober 2023 di Djakarta Theater menjadi titik balik. Di tengah dominasi konten viral yang dangkal, Malaka Project menghadirkan alternatif yang menyejukkan: konten edukatif yang dikemas ringan, tetapi tetap mendalam.
Baca Juga: Saingan Berat di Kelas Menengah, Redmi Note 15 Pro Plus Hadir dengan Performa Gahar
Malaka Project Punya Siapa?
Pertanyaan berikutnya yang kerap muncul adalah: siapa sosok di balik Malaka Project?
Gerakan ini digagas oleh Ferry Irwandi, yang kini menjabat sebagai CEO. Namun, ia tidak berjalan sendiri. Bersama delapan tokoh muda lainnya, Ferry membentuk sebuah tim pendiri yang solid. Mereka berasal dari latar belakang berbeda, namun memiliki visi bersama: pendidikan untuk semua.
Beberapa nama pendiri antara lain:
- Ferry Irwandi (CEO, inisiator)
- Dea Anugrah (penulis, aktivis literasi)
- Cania Citta (edukator dan content creator)
- Jerome Polin (pendidik, entrepreneur, influencer)
- Angellie Nabila
- Coki Pardede (komika, public speaker)
- Aurelia Vizal
- Fathia Izzati (musisi, kreator digital)
- Rifky Adi Prakoso
Keberagaman latar belakang mereka memperlihatkan bahwa Malaka Project adalah gerakan kolektif, bukan sekadar proyek personal. Kekuatan kolaborasi inilah yang membuatnya berbeda: memadukan dunia literasi, hiburan, edukasi, dan aktivisme dalam satu wadah.
Tujuan Utama Malaka Project
Berbeda dari media sosial yang kebanyakan fokus pada hiburan instan, Malaka Project hadir dengan misi mentransformasi pola pikir generasi muda Indonesia.
Beberapa tujuan utamanya meliputi:
- Menciptakan generasi kritis – anak muda diajak mempertanyakan, bukan hanya menerima informasi.
- Mendorong berpikir logis dan ilmiah – melatih kebiasaan menganalisis sebelum mengambil kesimpulan.
- Menumbuhkan empati sosial – membentuk masyarakat yang tidak hanya pintar, tetapi juga peduli.
- Memberikan solusi nyata – menghubungkan teori dengan realitas sosial yang dihadapi sehari-hari.
Dengan arah tersebut, Malaka Project ingin menegaskan bahwa pendidikan digital bisa lebih dari sekadar konsumsi pasif, melainkan alat perubahan sosial.