Harga Emas Diproyeksikan Tembus USD 3.450, Analis Beberkan Faktor Kunci Penguatannya

Selasa 26 Agu 2025, 10:21 WIB
Ilustrasi emas batangan sebagai aset safe haven (Sumber: Pinterest)

Ilustrasi emas batangan sebagai aset safe haven (Sumber: Pinterest)

POKSKOTA.CO.ID - Emas sejak lama dianggap sebagai aset paling aman di tengah ketidakpastian global. Ketika pasar keuangan terguncang, inflasi meningkat, atau konflik geopolitik memanas, emas hampir selalu menjadi pilihan utama bagi investor. Fenomena ini kembali terbukti pada 2025, ketika harga emas menunjukkan tren penguatan signifikan.

Menurut proyeksi Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang dan komoditas, emas berpotensi menyentuh level USD 3.400 per ons pada awal pekan, dan bahkan mencapai USD 3.450 per ons secara mingguan. Angka ini bukan sekadar prediksi teknis, melainkan refleksi dari dinamika global yang saling memengaruhi pasar.

Namun, lebih dari sekadar grafik naik-turun, harga emas mencerminkan rasa takut, harapan, dan strategi manusia dalam menghadapi masa depan.

Baca Juga: Rp300.000 Saldo KLJ Agustus 2025 Cair ke Rekening, Ambil di Bank DKI

Faktor Kebijakan Moneter: Peran Sentral The Fed

Salah satu penggerak utama harga emas adalah kebijakan moneter Amerika Serikat. The Federal Reserve (The Fed) menjadi sorotan karena memberi sinyal kemungkinan penurunan suku bunga meskipun inflasi masih menjadi ancaman.

Bagi investor, kebijakan ini adalah angin segar. Penurunan suku bunga membuat biaya memegang emas lebih murah dibanding aset berbunga. Akibatnya, minat terhadap emas meningkat signifikan.

“Harga emas dunia dalam minggu depan kemungkinan besar akan kembali mengalami penguatan pada Senin. Kemungkinan akan menyentuh di level tertingginya, di level USD 3.400-an. Kemudian kalau saya melihat secara mingguan, kemungkinan besar akan menuju di level USD 3.450,” kata Ibrahim 24, Agustus2025.

Selain faktor teknis, komentar dan tekanan politik juga berperan. Presiden AS Donald Trump disebut terus mendesak The Fed agar menurunkan suku bunga untuk meredam dampak perang dagang. Kombinasi kebijakan moneter dan tekanan politik memperkuat keyakinan pasar bahwa harga emas masih memiliki ruang kenaikan.

Emas Sebagai Aset Safe Haven: Perspektif Investor

Di tengah ketidakpastian global, emas kembali dipandang sebagai instrumen lindung nilai. Karakteristik emas yang tahan terhadap inflasi dan volatilitas menjadikannya pilihan utama.

Seorang investor individu biasanya melihat emas bukan hanya dari sisi grafik harga, tetapi juga dari rasa aman yang diberikannya. Dalam kondisi pasar saham yang rentan, properti yang butuh modal besar, atau obligasi yang tergantung kebijakan pemerintah, emas tampil sederhana namun kuat: bisa disimpan, mudah dijual, dan nilainya diakui lintas negara.

Dari perspektif manusiawi, emas memberi rasa tenang. Ia seolah menjadi “teman lama” yang selalu hadir ketika dunia tidak bisa diprediksi.

Faktor Geopolitik Timur Tengah: Eskalasi dan Dampak Global

Selain kebijakan moneter, tensi geopolitik turut menjadi katalis penguatan harga emas. Ibrahim menyoroti konflik di Timur Tengah, khususnya langkah Israel menguasai seluruh wilayah Jalur Gaza. Kondisi ini menuai kecaman dunia internasional dan meningkatkan risiko regional.

Negara-negara tetangga seperti Mesir, Yordania, dan Lebanon ikut merasakan dampaknya. Kelompok perlawanan seperti Hamas juga menambah ketidakpastian keamanan kawasan. Dalam situasi seperti ini, pasar global merespons dengan kembali mengalihkan modal ke emas.

Kita belajar dari sejarah: setiap kali ada perang atau ketidakpastian politik besar, harga emas hampir selalu naik. Hal ini menunjukkan bagaimana logam mulia ini menjadi refleksi langsung dari keresahan manusia terhadap masa depan.

Ketegangan Eropa: Rusia, Ukraina, dan Bayang-Bayang NATO

Tidak hanya di Timur Tengah, Eropa pun masih diliputi ketegangan. Rusia menegaskan syarat perdamaian yang berat, yakni mempertahankan wilayah yang sudah dicaplok dan menolak keras keanggotaan Ukraina di NATO.

Bagi investor, ini berarti risiko geopolitik jangka panjang. Pasar saham Eropa bisa melemah, energi bisa melonjak, dan stabilitas politik regional tetap rapuh. Lagi-lagi, emas menjadi pilihan logis untuk melindungi kekayaan.

Perang Dagang Global: Ketidakpastian yang Tak Pernah Usai

Meski beberapa negara sudah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat, perang dagang belum sepenuhnya mereda. Tensi masih bisa meningkat sewaktu-waktu, apalagi jika data ekonomi AS menunjukkan pelemahan.

Rilis data ekonomi AS pekan depan akan menjadi sorotan. Jika data menunjukkan pertumbuhan melemah, peluang penurunan suku bunga semakin besar. Hal ini otomatis menjadi katalis positif bagi penguatan emas.

Analisis Kombinasi Faktor: Mengapa Harga Bisa Tembus USD 3.450?

Jika disatukan, maka faktor-faktor berikut berkontribusi terhadap proyeksi penguatan harga emas:

  1. Kebijakan moneter The Fed – potensi penurunan suku bunga.
  2. Tekanan politik dari Trump – dorongan agar The Fed lebih longgar.
  3. Eskalasi konflik Timur Tengah – Gaza sebagai titik panas.
  4. Ketegangan Rusia-Ukraina – stabilitas Eropa terguncang.
  5. Perang dagang global – meningkatkan volatilitas pasar.
  6. Data ekonomi AS – kemungkinan pelemahan yang mendorong emas.

Dengan semua kombinasi ini, proyeksi menuju USD 3.450 bukanlah hal mustahil. Bahkan, beberapa analis internasional menilai harga emas bisa melampaui angka tersebut jika ketidakpastian global terus berlanjut.

Baca Juga: Diskarpus Depok Gelar Roadshow Penyelamatan Arsip di 30 Sekolah

Apa Arti Kenaikan Harga Emas Bagi Masyarakat?

Kenaikan harga emas bukan hanya berita bagi investor besar atau analis pasar. Bagi masyarakat, terutama di negara berkembang, emas juga punya arti budaya dan sosial.

  • Sebagai tabungan keluarga: Banyak keluarga menyimpan emas sebagai cadangan darurat.
  • Sebagai mahar pernikahan: Di Indonesia, emas masih jadi simbol komitmen dalam pernikahan.
  • Sebagai warisan: Orang tua kerap mewariskan emas kepada anak-anaknya.

Ketika harga emas naik, ada rasa bangga bagi mereka yang sudah menabung emas sejak lama. Namun, ada pula dilema bagi masyarakat yang baru ingin membeli emas sebagai investasi, karena harga sudah terlanjur tinggi.

Proyeksi harga emas menuju USD 3.450 pada 2025 mencerminkan bagaimana dunia masih berada dalam ketidakpastian besar. Baik faktor kebijakan moneter, geopolitik, maupun perang dagang, semuanya berkelindan memengaruhi pasar.

Namun, dari sudut pandang manusia, emas tetaplah simbol rasa aman. Ia bukan hanya angka di layar perdagangan, tetapi juga cermin dari harapan dan kecemasan global.

Ke depan, tantangan terbesar adalah bagaimana investor baik besar maupun kecil dapat bijak dalam memanfaatkan momentum ini. Emas bisa menjadi pelindung, tetapi jangan sampai melupakan diversifikasi dan strategi jangka panjang.


Berita Terkait


News Update