“Untuk merangkul ya mengaku, untuk pegang paha ya mengaku. Tapi beliau bilang tidak bermaksud melecehkan. Meski begitu, tetap kami berikan sanksi,” ungkap Tetik.
Saat ini beredar kabar di media sosial bahwa dugaan tindakan tidak pantas itu sudah terjadi sejak lama karena guru J telah puluhan tahun mengajar.
Namun, Tetik menegaskan bahwa sejak dirinya menjabat sebagai kepala sekolah empat tahun lalu, baru kali ini ada laporan resmi.
“Saya sudah 4 tahun di sini, tidak pernah ada laporan. Justru baru ada dari siswa yang sekarang aktif. Kemarin tidak ada, tahun lalu tidak ada,” kata Tetik.
Ia menambahkan, kondisi siswa yang melapor saat ini masih mengikuti kegiatan belajar seperti biasa tanpa menunjukkan tanda trauma.
“Anaknya masih sekolah seperti biasa, tidak ada yang mogok atau menolak masuk sekolah,” ungkapnya.
Setelah aksi dugaan pelecehan ini viral dan menimbulkan demonstrasi ini, Tetik memastikan pihaknya siap bila dipanggil Dinas Pendidikan untuk dimintai keterangan terkait kasus ini.
Ia menegaskan, tindak lanjut hukum menjadi hak keluarga korban, apakah ingin diselesaikan secara kekeluargaan atau melalui jalur kepolisian.
“Kalau kepolisian, itu tergantung korban dan keluarganya. Sekolah sudah menindak sesuai kewenangan,” jelasnya. (cr-3)