Kota Bogor Darurat HIV/AIDS? Semester Awal 2025 Tercatat Tambahan 100 Kasus Baru

Sabtu 23 Agu 2025, 06:22 WIB
Edukasi HIV AIDS kepada remaja menjadi fokus penting dalam mencegah penyebaran di Kota Bogor. (Sumber: Pinterest)

Edukasi HIV AIDS kepada remaja menjadi fokus penting dalam mencegah penyebaran di Kota Bogor. (Sumber: Pinterest)

“Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memberikan edukasi sekaligus menjadi teladan. Remaja membutuhkan contoh nyata tentang hidup sehat dari lingkungan sekitarnya,” tuturnya.

Remaja adalah kelompok rentan. Masa pencarian jati diri sering membuat mereka mudah terpengaruh lingkungan, termasuk dalam hal seksualitas dan gaya hidup. Tanpa pemahaman yang benar, mereka berpotensi salah mengambil langkah.

Denny menambahkan, edukasi tidak hanya sebatas teori di sekolah, tetapi juga teladan nyata dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan melihat gaya hidup sehat dari orang-orang di sekitarnya, remaja bisa memahami bahwa pencegahan bukan sekadar larangan, melainkan pilihan untuk masa depan yang lebih baik.

Program Konkret dari Forum KPA

Pertemuan KPA Kota Bogor 2025–2028 tidak berhenti pada diskusi. Harapan besar dititipkan agar forum ini melahirkan program konkret. Seperti yang disampaikan Denny, program tersebut harus bisa dijalankan di lapangan, bukan hanya sekadar wacana di atas kertas.

Beberapa inisiatif yang dipertimbangkan antara lain:

  1. Tes HIV rutin di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
  2. Kampanye edukasi melalui media sosial yang lebih dekat dengan remaja.
  3. Pelatihan kader kesehatan masyarakat agar lebih sigap dalam memberikan informasi.
  4. Peningkatan layanan konseling bagi mereka yang terdeteksi positif.
  5. Program dukungan bagi ODHA agar tetap produktif tanpa diskriminasi.

Langkah-langkah ini bukan hanya angka dan rencana, tetapi juga harapan baru. Harapan bagi seorang ibu rumah tangga yang mungkin takut membawa anaknya tes, atau seorang remaja yang bingung mencari informasi yang bisa dipercaya.

Baca Juga: Kejagung Tetapkan Raja Minyak Riza Chalid DPO

Tantangan: Stigma, Akses, dan Kesadaran

Meski strategi sudah disiapkan, tantangan di lapangan tetap besar. Stigma terhadap ODHA (Orang dengan HIV AIDS) masih kuat di masyarakat. Banyak yang menganggap HIV adalah aib, sehingga penderita memilih untuk menyembunyikan statusnya.

Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan juga belum merata. Tidak semua warga Bogor memiliki keberanian atau kemudahan untuk melakukan tes. Faktor ekonomi dan jarak menjadi kendala lain yang tidak boleh diabaikan.

Kesadaran masyarakat pun masih rendah. Banyak yang merasa HIV AIDS adalah masalah orang lain, padahal setiap orang memiliki potensi risiko. Sikap “asal bukan saya” justru memperburuk kondisi, karena membuat penyebaran berlangsung secara senyap.

Dalam konteks HIV AIDS, kita mudah terjebak pada statistik berapa kasus terdeteksi, berapa yang meninggal, berapa yang masih hidup dengan pengobatan. Namun, di balik angka-angka itu, ada manusia dengan cerita masing-masing.

Ada seorang ayah yang berjuang tetap sehat demi anak-anaknya. Ada seorang remaja yang baru tahu statusnya dan takut kehilangan masa depan. Ada seorang ibu yang diam-diam menanggung stigma dari lingkungan sekitar.


Berita Terkait


News Update