Jembatan Tertua di Indonesia Ada di DKI Jakarta, Simak Sejarah dan Julukannya

Kamis 21 Agu 2025, 08:34 WIB
Jembatan Kota Intan di Kawasan Kota Tua Jakarta, ikon bersejarah peninggalan VOC yang kini berusia hampir 400 tahun (Sumber: Instagram/@sondangsusan)

Jembatan Kota Intan di Kawasan Kota Tua Jakarta, ikon bersejarah peninggalan VOC yang kini berusia hampir 400 tahun (Sumber: Instagram/@sondangsusan)

Interaksi lintas budaya di kawasan ini menjadikan Batavia sebagai melting pot, sekaligus menciptakan lapisan sejarah sosial yang masih terasa hingga kini di kawasan Kota Tua.

Jembatan Kota Intan di Era Modern

Saat ini, Jembatan Kota Intan berada di kawasan Kota Tua Jakarta, sebuah wilayah yang dikelilingi oleh bangunan berarsitektur Eropa kuno seperti Gedung Fatahillah, Museum Bank Indonesia, dan deretan rumah dagang Belanda.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui program revitalisasi Kota Tua berencana menata ulang kawasan ini agar menjadi pusat ekonomi kreatif (ekraf). Penataan ulang tidak hanya fokus pada estetika, melainkan juga menyatukan sejarah dengan potensi ekonomi.

Rencana tersebut meliputi:

  • Perbaikan infrastruktur kawasan wisata sejarah.
  • Pengembangan jalur ekraf yang menghubungkan Monas, Cikini, Pasar Baru, hingga Blok M.
  • Promosi pariwisata berbasis sejarah dan budaya.

Sebagai warisan sejarah, Jembatan Kota Intan bukan sekadar peninggalan kolonial. Bagi warga Jakarta, jembatan ini adalah identitas ruang pengingat bahwa kota yang kini dipenuhi gedung pencakar langit pernah berawal dari kanal-kanal dan jembatan kayu.

Banyak pengunjung yang datang ke kawasan Kota Tua bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk merasakan atmosfer masa lalu yang masih kental.

Dalam konteks ini, Jembatan Kota Intan menjadi jembatan waktu, yang menghubungkan generasi kini dengan kisah-kisah sejarah yang membentuk Jakarta modern.

Baca Juga: Langkah-langkah Cek Bansos PKH BPNT Kemensos Online, dari Link atau Aplikasi

Tantangan Pelestarian

Meski telah menjadi ikon wisata, keberadaan Jembatan Kota Intan menghadapi tantangan serius, di antaranya:

  • Kerusakan akibat usia: Hampir empat abad berdiri, jembatan rentan terhadap pelapukan kayu dan karat pada struktur logam.
  • Polusi dan banjir: Lingkungan sekitar sering tergenang, mempercepat kerusakan struktur.
  • Kurangnya kesadaran publik: Tidak semua masyarakat memahami pentingnya menjaga warisan sejarah ini.

Pelestarian Jembatan Kota Intan memerlukan sinergi antara pemerintah, komunitas sejarah, dan masyarakat agar warisan ini tidak hanya terawat secara fisik, tetapi juga tetap relevan secara kultural.

Jembatan Kota Intan bukan sekadar infrastruktur tua, melainkan ikon sejarah Jakarta yang mencerminkan perjalanan panjang kota ini dari Batavia hingga Jakarta modern. Usianya yang mendekati empat abad menjadikannya jembatan tertua di Indonesia yang masih berdiri hingga kini.

Keberadaan jembatan ini menyimpan pesan penting: bahwa sebuah kota tidak hanya dibangun dari beton dan baja, tetapi juga dari ingatan kolektif masyarakatnya.


Berita Terkait


News Update