Kalimalang Disulap Jadi Destinasi Wisata Baru, Warga Bekasi Bisa Liburan Tanpa Jauh-Jauh

Sabtu 16 Agu 2025, 07:52 WIB
Desain revitalisasi Kalimalang di Bekasi yang diharapkan menjadi ikon wisata baru Jawa Barat. (Sumber: Dok/Humas Pemprov Jabar)

Desain revitalisasi Kalimalang di Bekasi yang diharapkan menjadi ikon wisata baru Jawa Barat. (Sumber: Dok/Humas Pemprov Jabar)

POSKOTA.CO.ID - Kalimalang selama ini dikenal sebagai saluran air teknis yang membentang dari Waduk Jatiluhur hingga Jakarta, melintasi wilayah Bekasi.

Dalam kesehariannya, Kalimalang kerap identik dengan kemacetan lalu lintas karena berada di jalur utama. Namun di balik itu, Kalimalang memiliki potensi besar sebagai ruang publik yang dapat diubah menjadi destinasi wisata air modern.

Visi ini mulai terealisasi pada 2019, ketika Ridwan Kamil meresmikan ground breaking revitalisasi Kalimalang di kawasan Sun City, Bekasi. Dalam pidatonya, Kang Emil menegaskan bahwa Kalimalang harus menjadi ruang yang “dirindukan” oleh warga. Artinya, tempat ini harus memiliki daya tarik yang membuat orang ingin datang kembali, bukan sekadar melintas.

“Kalau suatu kota sudah dirindukan oleh warganya, berarti kota itu berhasil menghadirkan rasa nyaman dan kebahagiaan,” ujar Ridwan Kamil kala itu.

Baca Juga: Perkuat Nasionalisme Pelajar, Maxim Gelar Kuis Sejarah untuk Siswa SMP

Bekasi dan Tantangan Kota Tanpa Ruang Publik

Salah satu alasan mengapa revitalisasi Kalimalang begitu penting adalah kondisi Bekasi sendiri. Kota ini selama bertahun-tahun identik dengan pusat perbelanjaan modern seperti mal, namun minim ruang terbuka hijau dan destinasi rekreasi murah.

Seorang warga sekaligus pengemudi ojek online, Kasman, mengaku bahwa warganya sudah lama menantikan hadirnya wisata alternatif.

“Bekasi itu banyak mal, tapi jarang ada tempat wisata yang murah. Kalau nanti Kalimalang dibangun jadi tempat wisata, wah, pasti bagus banget,” katanya.

Pernyataan ini menggambarkan kebutuhan nyata warga Bekasi akan ruang publik yang tidak hanya fungsional, tetapi juga rekreatif, mudah diakses, dan ramah semua kalangan.

Tahapan Pembangunan Kalimalang: Apa Saja yang Dibuat?

Revitalisasi Kalimalang tidak dilakukan sekaligus, tetapi bertahap sesuai tahun anggaran.

  • 2019: Penataan awal fokus pada area luar badan air. Dibangun Taman Seni, Taman Timur, dan Promenade Sejarah. Ketiga elemen ini diharapkan menjadi wajah baru Kalimalang yang menghadirkan kesan edukatif sekaligus estetis.
  • 2020: Proyek berlanjut dengan pembangunan zona bermain anak, kolam dangkal, taman flora musiman, taman lampu, hingga jembatan penyeberangan. Kehadiran fasilitas ini menandakan bahwa Kalimalang akan dirancang ramah keluarga, menjadi ruang interaksi sosial yang sehat.

Pendanaan proyek ini juga cukup besar. Tahun 2019, pemerintah mengalokasikan Rp4,6 miliar dari APBD Jawa Barat untuk penataan sempadan sisi utara. Tahun 2020, dialokasikan Rp26 miliar dari RAPBD untuk melanjutkan penataan di sisi selatan Kalimalang.

Perspektif Unik: Revitalisasi Sungai Sebagai Ruang Emosional

Jika dilihat lebih jauh, revitalisasi Kalimalang bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan emosional. Sungai, dalam banyak budaya, bukan hanya aliran air, tetapi simbol kehidupan, ruang berkumpul, dan tempat lahirnya interaksi sosial.

Bagi masyarakat Bekasi, yang selama ini terbiasa dengan kota “panas dan padat”, Kalimalang bisa menjadi “ruang bernapas”. Di sinilah peran pemerintah menjadi penting—menciptakan lingkungan kota yang memicu warganya untuk keluar rumah, berinteraksi, dan menikmati kebersamaan.

Kang Emil pernah menyebutkan, salah satu ciri kota bahagia adalah ketika warganya merasa ada yang kurang jika belum keluar rumah. Jika Kalimalang berhasil menghadirkan perasaan itu, maka Bekasi akan naik kelas sebagai kota yang bukan hanya produktif, tetapi juga menyenangkan untuk ditinggali.

Dampak Ekonomi dan Sosial: Wisata Murah untuk Semua

Kalimalang bukan hanya menjawab kebutuhan rekreasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Revitalisasi ini berpotensi menghadirkan:

  1. UMKM lokal – Pedagang makanan dan minuman dapat berkembang dengan memanfaatkan arus pengunjung.
  2. Lapangan kerja baru – Mulai dari sektor pariwisata, keamanan, hingga jasa transportasi.
  3. Pengembangan seni lokal – Adanya Taman Seni memungkinkan seniman lokal menampilkan karyanya di ruang publik.

Dari sisi sosial, kehadiran Kalimalang yang ramah keluarga dapat memperkuat ikatan antarwarga. Anak-anak memiliki ruang aman untuk bermain, orang tua bisa berolahraga atau bersantai, sementara komunitas dapat menggelar acara bersama.

Tantangan Revitalisasi: Antara Harapan dan Kenyataan

Meski gagasan ini mendapat sambutan positif, ada tantangan besar yang harus dihadapi:

  • Kebersihan dan perawatan: Sungai seringkali menjadi tempat buangan sampah. Tanpa kesadaran kolektif, revitalisasi bisa cepat rusak.
  • Keamanan: Kawasan publik harus dilengkapi pengawasan agar tetap nyaman.
  • Konsistensi anggaran: Proyek jangka panjang kerap terhambat jika terjadi perubahan kebijakan pemerintah.

Perspektif manusiawi juga perlu diingat: warga berharap bukan hanya pembangunan indah di awal, tetapi juga keberlanjutan. Jangan sampai Kalimalang menjadi proyek sesaat tanpa perawatan jangka panjang.

Baca Juga: Perkuat Nasionalisme Pelajar, Maxim Gelar Kuis Sejarah untuk Siswa SMP

Bekasi Menuju Kota Bahagia?

Revitalisasi Kalimalang adalah bagian dari visi besar menjadikan Bekasi lebih manusiawi. Selama ini, kota ini identik dengan kawasan industri, kemacetan, dan kepadatan penduduk. Dengan hadirnya ruang publik baru, Bekasi punya kesempatan untuk membangun identitas baru: kota yang layak ditinggali dan membahagiakan warganya.

Kalimalang bisa menjadi contoh bahwa pembangunan kota bukan hanya soal beton, jalan, dan gedung, tetapi juga tentang rasa. Rasa bahagia, rasa memiliki, dan rasa nyaman yang lahir dari ruang publik yang hidup.

Revitalisasi Kalimalang di Bekasi bukan hanya proyek tata kota, tetapi juga simbol perubahan. Ia menjawab kebutuhan warga akan wisata murah, ruang publik berkualitas, serta kesempatan untuk membangun kota yang lebih bahagia.

Ke depan, keberhasilan Kalimalang akan ditentukan oleh dua hal: konsistensi pemerintah menjaga pembangunan, dan partisipasi warga dalam merawatnya. Jika keduanya berjalan beriringan, Bekasi bisa benar-benar punya ikon baru yang membanggakan.


Berita Terkait


News Update