Kita harus satunya kata dengan perbuatan bahwa “masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, masa depan adalah milik kita bersama.”
Selagi masih ada gesekan kepentingan, merajut kebersamaan hanya indah dalam kata, tetapi akan pahit dalam kenyataan.
Yang hendak kami sampaikan adalah lupakan masa lalu, termasuk aspirasi politiknya, jika ingin merajut kebersamaan membangun masa depan lebih baik lagi untuk negeri ini.
Mengapa? Jawabnya setidaknya ada empat hal yang perlu dijadikan catatan.
Pertama, dengan selalu mengungkit masa lalu akan menghambat jalinan silaturahmi kita.
Kedua, dengan selalu mengungkit masa lalu, apalagi dengan kesalahan – kesalahan yang pernah dilakukan, akan membuat pribadi yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Tersiksa batinnya.
Ketiga, dengan selalu mempersoalkan masa lalu akan menjadi ganjalan dalam membangun masa depan.
Keempat, dengan terus mengungkit masa lalu, meski dapat hidup bersama, tetapi sejatinya tak ada kebersamaan. Secara fisik boleh jadi bersama – sama – sebut saja berkoalisi, berkolaborasi, tetapi tidak ada kebersamaan.
Sejumlah literatur menyebutkan “kebersamaan” adalah ikatan yang terbentuk karena rasa kekeluargaan/persaudaraan. Lebih dari sekadar bekerja sama atau hubungan profesional biasa karena di dalamnya, lazimnya, lebih mengutamakan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi.
Jika sudah masuk ke dalam rumah yang disebut “kebersamaan “ tadi, dengan sendirinya harus rela melepaskan diri dari beragam latar belakangnya. Tidak lagi bicara soal asal - usulnya dari mana, agama apa, suku mana, kelompok politik mana, dulu tim sukses siapa, mendukung siapa. Begitu pun latar belakang status sosial ekonominya.
Kalau pun pada masa lalu terdapat aspirasi politik yang berbeda, bahkan pernah saling berseberangan, kini wajib dihilangkan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom "Kopi Pagi" di media ini.
Karena kebersamaan, masa depan menjadi milik bersama, bukan lagi milik golongan atau perorangan. Maka, untuk meraih masa depan sebagaimana dicita- citakan wajib dilakukan bersama – sama dengan penuh kebersamaan.