Menurutnya gaji guru di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan profesi lain di luar negeri yang bisa menawarkan Rp10–20 juta per bulan.
"Banyak lulusan pintar kita memilih kerja di luar negeri, seperti di Australia, karena pendapatan mereka bisa mencapai Rp10–20 juta per bulan. Bandingkan dengan gaji guru di Indonesia yang masih jauh di bawah itu," ujar Jerome.
Tanggapan Warganet dan Realita di Lapangan
Pernyataan Jerome mendapat dukungan luas dari masyarakat. Banyak warganet mengungkapkan pengalaman pribadi atau keluarga yang berprofesi sebagai guru dan merasakan sulitnya bertahan hidup dengan gaji yang ada saat ini.
Meski demikian, ada pula yang mengingatkan agar pemotongan anggaran di sektor lain dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengorbankan program penting lainnya.
Baca Juga: Resmi! Tunjangan Insentif Rp2,1 Juta untuk Guru Honorer di Jawa Tengah Segera Cair
Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menunjukkan bahwa gaji guru honorer di sejumlah daerah masih berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Sementara itu, guru PNS pada masa kerja awal juga sering kali mengeluhkan gaji yang tidak mencukupi kebutuhan hidup, khususnya di kota besar.
Pemerintah sebenarnya telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi dan tunjangan profesi.
Namun kebijakan tersebut dinilai belum merata dan belum cukup signifikan untuk mendorong generasi muda masuk ke dunia pendidikan.
Pentingnya Reformasi Sektor Pendidikan
Jerome menekankan bahwa reformasi besar-besaran di sektor pendidikan adalah langkah mendesak jika Indonesia ingin bersaing di kancah global.
Hal ini termasuk memperbaiki skema gaji guru, memeratakan distribusi tenaga pendidik, serta menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran.
Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia menjadi negara maju tepat saat perayaan 100 tahun kemerdekaan. Salah satu pilar utama visi tersebut adalah pendidikan berkualitas.