JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Jakarta, Yusa Cahya Permana menyoroti konsistensi penerapan sistem parkir digital di ibu kota.
Menurut Yusa, digitalisasi hanyalah pilihan teknologi, bukan solusi final. Teknologi memang bisa memudahkan sistem dan pelayanan, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada konsistensi implementasi di lapangan.
“Digitalisasi adalah sifatnya pilihan teknologi. Yang terpenting adalah penegakan kebijakan dan konsistensi penerapan, sehingga masyarakat percaya, yakin, dan tidak bingung,” kata Yusa kepada Poskota, Kamis, 31 Juli 2025.
Ia menyebutkan, upaya digitalisasi perparkiran bukan hal baru di Jakarta. Ia mencontohkan, ada beberapa upaya serupa yang gagal dijalankan secara konsisten.
Baca Juga: Jukir di Jaksel Enggan Kerja Parkir untuk Pemprov
"Sebaiknya pemerintah konsisten dan tidak bergonta-ganti pola layanan agar masyarakat tidak bingung," tuturnya.
“Digitalisasi perparkiran dulu pernah dilakukan di beberapa lokasi. Sebaiknya pemerintah konsisten dan tidak bergonta-ganti pola layanan agar masyarakat tidak bingung,” ujarnya.
Sementara itu, Yusa menyarankan pemerintah tidak hanya fokus pada aspek teknologi, tapi melakukan pendekatan sosial agar masyarakat merasa dilibatkan dan kebijakan ini bisa diterima dengan baik.
“Perparkiran ini menyangkut banyak isu sosial, ekonomi, dan kultural juga. Jadi jangan dilupakan pendekatan yang tepat agar kebijakan pemerintah bisa benar-benar berjalan jangka panjang,” tuturnya.
Baca Juga: DPRD Harap Sistem Digital Bisa Atasi Parkir Liar
Kemudian, ia mengingatkan, pengelolaan parkir yang buruk dapat berdampak pada kemacetan dan mengganggu operasional angkutan umum.