"Keluarga akan berperan optimal memberikan perlindungan kepada anak jika ditopang kemampuan sosial ekonominya, yang paling standar cukup pangan, sandang dan papan,” kata Harmoko.
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak - anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan sejak dini. Bagaimana hari ini kita merawat, menjaga dan mendidik anak-anak kita. Sejauh mana kita membangun karakter anak menyongsong era Indonesia Emas.
Semuanya itu memerlukan investasi guna memenuhi hak - hak anak, mulai dari kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Belum lagi perlindungan dari aksi kekerasan, diskriminasi, dan penelantaran, guna memastikan masa depan mereka akan lebih baik lagi.
Tanpa adanya pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak, maka mencetak generasi cerdas dan berkualitas hanyalah mimpi.
Baca Juga: Kopi Pagi: Politik Balas Budi
Cukup beralasan jika sejumlah negara seperti Finlandia, Korea Selatan dan Singapura, mengalokasikan dana yang sangat besar untuk menyiapkan SDM tangguh.
Negara kita pun patut diapresiasi karena mengalokasikan 22 persen dari total anggaran untuk sektor pendidikan pada tahun 2025 ini.
Boleh jadi anggaran sebesar Rp 724,3 triliun ini yang tertinggi sepanjang sejarah, karena sebelumnya hanya 20 persen dari total anggaran.
Sektor pendidikan mendapatkan prioritas seperti dibukanya sekolah rakyat bagi siswa berprestasi dari keluarga miskin. Selain pendidikan gratis bagi SD hingga SMA baik negeri maupun swasta,
Masih banyak faktor lain untuk membentuk anak - anak yang sehat, cerdas dan berkualitas.
Kebutuhan gizi harus terpenuhi sejak masih dalam kandungan hingga setidaknya usia balita dan berlanjut ke remaja. Saat - saat tumbuh dan kembang anak.