POSKOTA.CO.ID - Investor sekaligus Financial Consultant, Timothy Ronald membongkar beberapa strategi meraup uang Rp100 miliar hanya dalam kurun waktu dua tahun.
Menurut Timothy, rencana ini bukan sekadar mimpi kosong. Ia mengaku telah menyiapkan langkah-langkah terstruktur, berdasarkan pengalaman dan pengamatan panjang terhadap dunia bisnis dan investasi.
Bagi sebagian orang, pernyataan ini mungkin terdengar ambisius, bahkan mustahil.
Namun, di balik ucapan tersebut, terdapat analisis matang, peluang bisnis yang nyata, dan visi jangka panjang yang ia yakini mampu mengubah mimpinya menjadi kenyataan.
Lantas, apa rahasia Timothy? Bagaimana ia merancang strategi untuk meraup Rp100 miliar hanya dalam dua tahun?
Baca Juga: Profil Lengkap Agatha Chelsea, Artis Cantik yang Dikabarkan Dekat dengan Timothy Ronald
Apa Strategi Raup Rp100 Miliar dalam 2 Tahun?
Dalam pengakuannya, Pendiri Ternak Uang sudah lama terobsesi dengan dunia konglomerat.
Sejak kecil, dia mempelajari profil para pengusaha besar di Indonesia, mulai dari kelompok Salim, Sinarmas, hingga pengusaha properti ternama.
Ia meneliti strategi para konglomerat mengenai cara mengelola bisnis, hingga langkah penyelamatan saat krisis.
“Game ini bukan jangka pendek. Saya ingin jadi salah satu konglomerat Indonesia, dan ini perjalanan panjang,” katanya.
Timothy mengaku, menemukan peluang emas di sektor pendidikan. Dia menilai, ada gap besar dalam sistem pendidikan Indonesia, terutama di tingkat SMK yang kini lebih banyak diminati daripada SMA.
Jurusan populer seperti akuntansi, digital marketing, dan programming menjadi incaran karena bisa langsung membuka peluang kerja.
Awalnya, Timothy berencana membangun private equity atau venture capital. Namun, pemikirannya berubah setelah berdiskusi dengan pelaku industri global.
Baca Juga: Mengapa Banyak Orang Tetap Miskin Meski Punya Potensi Besar? Ini Jawabannya Menurut Timothy Ronald
Menurutnya, posisi terbaik bukan sebagai pengelola dana (GP), melainkan sebagai pemilik modal permanen (LP).
Kemudian, dalam dua tahun mendatang, fokus utama Timothy adalah membangun platform edukasi digital di bidang crypto dan teknologi.
Pendiri Akademi Crypto itu menargetkan profit bersih sekitar Rp20–25 miliar per tahun.
Dana ini akan dialokasikan ke aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, yang diprediksi akan melonjak setelah halving pada 2024–2025.
“Kalau semua berjalan sesuai rencana, target Rp100 miliar bukan mustahil. Saya main di bisnis edukasi karena marginnya tinggi, lalu hasilnya saya putar ke crypto,” ujarnya percaya diri.
Timothy melihat crypto bukan sekadar tren, tetapi peluang masa depan. Ia percaya momentum halving Bitcoin di 2024 akan menjadi katalis utama kenaikan harga.
Dengan strategi staking Ethereum dan manajemen risiko yang tepat, ia optimistis mencapai targetnya.
Bagi Timothy Ronald, permainan menjadi konglomerat adalah maraton, bukan sprint.
Strateginya menekankan pada membangun sumber pendanaan permanen, memanfaatkan industri berpotensi besar, dan mengambil langkah berani di pasar crypto.
Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan pandangan dan strategi pribadi Timothy Ronald.
Informasi yang disampaikan tidak dimaksudkan sebagai ajakan investasi atau jaminan hasil.