POSKOTA.CO.ID - Timothy Ronald bukan sekadar figur publik biasa. Ia adalah seorang investor muda yang dikenal sebagai pendiri Akademi Crypto dan Ternak Uang dua platform edukasi finansial digital yang berkembang pesat. Di tengah kesibukannya mengedukasi ribuan generasi muda tentang investasi dan masa depan keuangan, Timothy membagikan sisi lain kehidupannya yang lebih personal dan menyentuh hati.
Dalam sebuah video di kanal YouTube miliknya, Timothy mengungkapkan sebuah refleksi yang dalam dan menginspirasi:
"Jangan hidup untuk disukai banyak orang, tapi hiduplah untuk menolong banyak orang."
Pernyataan ini bukan sekadar kutipan. Ini adalah hasil dari pengalaman hidupnya yang penuh tekanan sebagai seorang people pleaser orang yang selalu ingin menyenangkan semua orang.
Baca Juga: Permintaan Tes DNA Lisa Mariana Dikabulkan, Kuasa Hukum Hargai Respons Kapolri
Jeratan Ingin Disukai: Perangkap Tak Terlihat
Timothy mengaku bahwa pada masa lalu, ia terjebak dalam pola pikir yang banyak dialami oleh anak muda zaman sekarang: keinginan untuk selalu diterima, dipuji, dan disukai oleh lingkungan sekitar.
Ia menyebut bahwa perasaan "gak enakan" menjadi hambatan besar dalam hidupnya. Ia terlalu sering mengorbankan waktu pribadi, kebutuhan emosional, bahkan kebahagiaannya sendiri demi menyenangkan orang lain. Ia ingin semua orang menyukai dirinya, padahal secara realistis, hal tersebut mustahil.
“Saya baru sadar, ingin disukai semua orang itu nggak akan ada ujungnya. Satu orang senang, yang lain belum tentu. Dan akhirnya saya kehilangan diri saya sendiri.”
Titik Balik: Menemukan Makna Hidup
Seiring waktu, Timothy mulai merenungkan apa yang sebenarnya ia cari dalam hidup. Ia menyadari bahwa membahagiakan semua orang adalah tujuan yang menguras tenaga, dan justru menjauhkan dirinya dari esensi kehidupan yang lebih bermakna.
Transformasi terjadi ketika ia mengubah orientasi hidupnya: dari ingin disukai menjadi ingin bermanfaat.
"Kalau ada banyak orang yang nggak suka sama saya, tapi mereka tetap terbantu dengan apa yang saya lakukan, itu nggak masalah. Yang penting saya bisa bermanfaat buat orang lain. Di situ tugas saya sudah selesai."