Berbeda dengan masyarakat awam yang selalu mencari jalan cepat untuk menggandakan uang, para konglomerat lebih hati-hati dan strategis.
Mereka justru lebih fokus pada menjaga nilai modal (preserve capital) ketimbang terlalu agresif mencari return yang tinggi dalam waktu singkat.
Timothy menekankan, setelah seseorang berhasil mengumpulkan sejumlah modal, tugas berikutnya adalah melindungi nilai aset tersebut, bukan mempertaruhkan semuanya demi keuntungan sesaat.
Baca Juga: Langkah Tepat Menuju Kebebasan Finansial ala Kalimasada dan Timothy Ronald, Anda Wajib Tahu!
Apa yang Tidak Dilakukan Para Konglomerat?
Mempelajari apa yang tidak dilakukan oleh para orang kaya juga sama pentingnya.
Berdasarkan analisis Timothy, ada tiga hal yang hampir pasti dihindari para konglomerat.
1. Tidak Pernah Membeli Obligasi
Mereka tahu bahwa obligasi mungkin aman, tapi tidak mendatangkan pertumbuhan kekayaan signifikan.
Karena itu, mereka lebih memilih equity investment yang bisa memberikan return tinggi dan potensi capital gain.
2. Tidak Melakukan Flipping Bisnis
Berbeda dengan banyak investor retail atau pebisnis yang hanya mencari keuntungan dari jual-beli cepat, para konglomerat membeli bisnis untuk disimpan dalam jangka panjang.
Mereka ingin mengendalikan aliran kas, bukan hanya dengan mencari cuan dari harga.
3. Tidak Main Jangka Pendek
Spekulasi bukanlah strategi yang digunakan oleh para konglomerat untuk menghasilkan uang.
Mereka berpikir dan bertindak berdasarkan analisa panjang, riset mendalam, dan perencanaan strategis.