SDIT Ash-Sholihah Bekasi Fokus Bentuk Karakter dan Cegah Perundungan saat MPLS

Senin 14 Jul 2025, 14:06 WIB
Momen murid SDIT Ash-Sholihah, Tambelang, Kabupaten Bekasi, saat MPLS, Senin, 14 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Momen murid SDIT Ash-Sholihah, Tambelang, Kabupaten Bekasi, saat MPLS, Senin, 14 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

TAMBELANG, POSKOTA.CO.ID - SDIT Ash-Sholihah, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, menggelar kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama lima hari dimulai Senin, 14 Juli 2025.

Kegiatan ini mengacu pada surat edaran Dinas Pendidikan dan ditujukan untuk membekali peserta didik baru dalam mengenal lingkungan sekolah, program unggulan, serta membentuk karakter sejak dini.

Suamirah, 65 tahun, pengawas internal sekolah, menjelaskan, MPLS diprioritaskan bagi siswa TK dan kelas 1 SD pada tiga hari pertama agar mereka lebih nyaman serta akrab dengan lingkungan barunya. Selain pengenalan fisik sekolah, para siswa juga diperkenalkan seluruh tenaga pendidik dan berbagai program pendidikan unggulan.

“Agenda MPLS kami tidak hanya memperkenalkan gedung sekolah, tapi juga mengenalkan program-program pendidikan yang kami tawarkan, seperti tahfiz Al-Qur’an yang menjadi salah satu unggulan di SDIT Ash-Sholihah,” kata Suamirah saat ditemui Poskota, Senin, 14 Juli 2025.

Baca Juga: Hari Pertama Sekolah, Abel Antusias Ikuti MPLS Meski Sedang Sakit

Terkait kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB yang dikeluarkan pemerintah, Suamirah mengatakan SDIT Ash-Sholihah masih dalam tahap uji coba. Untuk saat ini, kegiatan belajar-mengajar dimulai pukul 07.00 WIB, dengan mempertimbangkan aspirasi orang tua siswa.

“Kami menyadari banyak siswa kami yang tinggal jauh, bahkan ada yang sampai 10 kilometer dari sekolah. Kami terbuka terhadap masukan orang tua dan akan mengevaluasi jam masuk sekolah sesuai kebutuhan,” katanya.

Sekolah juga menyoroti persoalan persaingan antara sekolah swasta dan negeri di wilayah Tambelang. Menurutnya, masih banyak orang tua yang memilih sekolah negeri karena pertimbangan biaya, meski kualitas pendidikan menjadi aspek penting yang seharusnya juga diperhatikan.

“Mayoritas orang tua murid kami adalah petani. Mereka cenderung memilih sekolah gratis. Padahal kualitas pendidikan, terutama pembentukan karakter di sekolah swasta seperti kami, jauh lebih ditekankan,” tuturnya.

Baca Juga: MPLS Dikemas Menyenangkan, Sekolah di Bekasi Ini Ajak Siswa Beradaptasi Lewat Senam

Kemudian, Suamirah menyampaikan harapan agar masyarakat Tambelang makin sadar akan pentingnya pendidikan berkualitas dan tidak hanya menjadikan biaya sebagai tolok ukur utama dalam memilih sekolah.


Berita Terkait


News Update