Mengenai konsep sekolah berasrama, Gus Ipul menegaskan bahwa para orang tua tetap memiliki akses untuk menjenguk anak-anak mereka.
“Sesuai arahan Presiden, orang tua kapan pun boleh datang dan melihat putra-putrinya,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata kepedulian negara terhadap kelompok yang selama ini terabaikan.
“Masih banyak anak usia sekolah yang tidak bisa mengakses pendidikan. Ini jadi perhatian Presiden. Maka yang bisa bersekolah di sini adalah mereka-mereka yang terpinggirkan,” tuturnya.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Tangsel Disiapkan untuk 150 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Sementara itu, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Muhammad Nuh, menyampaikan tiga kunci sukses untuk para siswa yang akan menempuh pendidikan di sekolah ini.
Pertama, harus berbakti dan bangga kepada orang tua. Kedua, memiliki niat kuat untuk belajar. Ketiga, menjalin pertemanan sejati sesama siswa.
“Tugas Sekolah Rakyat adalah memungkinkan yang tidak mungkin. Dari yang tadinya tidak bisa lanjut SMA, hingga kelak bisa sampai ke perguruan tinggi,” ujar Prof. Nuh.
Di akhir kunjungannya, Gus Ipul mengajak para siswa membacakan ikrar komitmen mereka sebagai bentuk kesiapan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.
“Saya berjanji siap mengikuti semua ketentuan yang ada di lingkungan penyelenggaraan Sekolah Rakyat," ujarnya.
"Janji ini saya buat dengan sungguh-sungguh untuk menggapai cita-cita, membanggakan orang tua, dan berbakti kepada bangsa dan negara.” pungkasnya. (CR-3)