Tebing Turap Longsor di Puri Pamulang Tangsel, Ketua RT Sempat Peringatkan Kontraktor

Selasa 08 Jul 2025, 17:53 WIB
Kondisi tembok turap yang longsor di Perumahan Puri Pamulang, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan pada Selasa, 8 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Primayanti)

Kondisi tembok turap yang longsor di Perumahan Puri Pamulang, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan pada Selasa, 8 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Primayanti)

CIPUTAT, POSKOTA.CO.ID - Tebing turap atau tembok penahan tanah di Perumahan Puri Pamulang, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), longsor dan menimpa sejumlah rumah pada Selasa, 7 Juli 2025.

Dinding turap dengan tinggi sekira 10 meter dan lebar 40 meter tersebut, dibangun untuk menahan tanah di sebelah bangunan kontrakan.

Ketua RT 04 RW 09 Bambu Apus, Ghozali Mukti saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa bencana tersebut, tak lepas dari kesalahan perencanaan bangunan kontrakan yang berdiri tepat di atas tebing.

Ghozali menegaskan bahwa pembangunan kontrakan tersebut sudah dipermasalahkan sejak lebih dari satu dekade lalu.

Baca Juga: 15 Kelurahan di Kota Bekasi Terendam Banjir dan Longsor Usai Diguyur Hujan Deras

"Kalau disebut ini bencana alam, saya kurang setuju. Jangan salahkan alam. Ini karena pembangunan kontrakan berdiri persis di atas turap. Dulu saya pernah tantang kontraktornya, tapi tidak ada yang berani keluar," ujarnya kepada Poskota, Selasa, 8 Juli 2025.

Turap yang longsor tersebut, lanjut Ghozali, dulunya dibangun oleh pihak pengembang Puri Pamulang dengan ketinggian awal sekitar 3 meter, kemudian ditambah secara mandiri oleh pemilik bangunan kontrakan menjadi turap tegak lurus setinggi 10 meter.

Menurutnya, bangunan tersebut hanya mundur 1 meter dari batas awal turap dan berdiri di atas tanah urugan.

“Fondasi 18 pintu kontrakan itu ikut terdampak karena longsoran sudah masuk ke bawah sekitar 1,5 meter dari fondasinya. Tanahnya juga bukan tanah murni, tapi bekas urugan, puing-puing,” lanjutnya.

Akibat longsor yang terjadi, sebanyak 7 kepala keluarga (KK) dari 6 rumah dan 1 kontrakan, atau sekitar 30 jiwa, termasuk 9 balita, terdampak langsung pada insiden ini.

Sementara 8 pintu kontrakan di atas tebing diketahui sudah dikosongkan oleh penghuni secara mandiri, bahkan beberapa meminta pengembalian uang sewa.


Berita Terkait


News Update