POSKOTA.CO.ID – Jakarta memiliki sejarah panjang yang membentang sejak zaman prasejarah hingga masa penjajahan.
Dari penemuan artefak kuno hingga peristiwa penting yang membentuk kota ini, Jakarta telah melalui berbagai fase peradaban.
Artikel ini merangkum beberapa peristiwa besar dalam sejarah Jakarta hingga tahun 1880, dengan menyoroti peninggalan bangunan bersejarah yang masih bisa dijumpai hingga kini.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui informasi selengkapnya.
Masa Hindu-Sunda (hingga 1527)
Pada masa ini, kawasan yang kini menjadi Jakarta menunjukkan jejak peradaban kuno yang sangat kuat.
Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa masyarakat telah menetap di wilayah ini sejak ribuan tahun yang lalu.
- 10 SM: Ditemukan benda-benda neolitikum di Condet, Pejaten, Kramat Jati, dan Bumi (Bekasi).
- 2 SM: Benda-benda perunggu ditemukan di Kelapa Dua, Lenteng Agung, dan Tanjung Barat.
- 1 M: Terjadi kontak dagang dengan India yang menandai awal pengaruh Hindu di wilayah ini.
- 414 M: Biksu Buddha Fa-Hsien terdampar di pantai Jawa Barat akibat cuaca buruk.
- Abad ke-5: Batu Tugu peninggalan Kerajaan Tarumanegara menjadi salah satu bukti awal peradaban kerajaan di wilayah Jakarta.
- Abad ke-7–8: Ditemukan arca Wisnu dari Cibuaya, sebelah timur Jakarta.
- Abad ke-12: Pelabuhan Sunda disebut dalam sumber-sumber Tiongkok.
- Abad ke-14: Lempeng tembaga Kebantenan berasal dari Kerajaan Pajajaran atau Sunda.
- 1405–1424: Utusan Kekaisaran Ming, Zheng He, melakukan kontak diplomatik dengan Kerajaan Sunda.
- Sekitar 1500: Pujangga dan pangeran Bujangga Manik menyebut nama Sunda Kalapa dalam sebuah puisi.
- 1513: Kapal-kapal Portugis mulai muncul di pelabuhan Sunda Kalapa.
- 1522: Perjanjian antara Portugis dan Sunda menghasilkan penanaman Padrao di Sunda Kalapa.
- 1526/1527: Sunda Kalapa ditaklukkan oleh Fatahillah bersama pasukan dari Cirebon dan Demak. Peristiwa ini menjadi awal berdirinya kota Jayakarta.
Baca Juga: Jejak Sejarah Pecinan Glodok, Pusat Perdagangan dan Budaya Tionghoa Sejak Abad ke-17
Era Jayakarta (1527–1619)
Jayakarta adalah kelanjutan dari Sunda Kalapa setelah ditaklukkan oleh Fatahillah. Nama ini kemudian menjadi cikal bakal dari nama Jakarta.
- 1527: Fatahillah mendirikan kota pelabuhan Jayakarta di atas reruntuhan Sunda Kalapa setelah mengusir pasukan Portugis.
- ±1560: Nama Jakatra atau Xacatara pertama kali muncul dalam naskah karya J. de Barros.
- 1527–1619: Jayakarta menjadi daerah bawahan dari Kesultanan Banten.
- 1596: Kapal dagang Belanda mulai berdagang di Jayakarta.
- 1610/11: Belanda membeli sebidang tanah dan membangun gudang serta benteng di tepi timur Sungai Ciliwung.
- 1615: Inggris mendirikan tempat peristirahatan di tepi barat Sungai Ciliwung.
- 1618: Pangeran Jayawikarta menentang Belanda dan bersekutu dengan Inggris.
- 1619: Gubernur Jenderal Belanda Jan Pieterszoon Coen mengalahkan pasukan Banten yang sebelumnya menggulingkan Pangeran Jayawikarta.
- 30 Mei 1619: Belanda menghancurkan Jayakarta dan mendirikan kota Batavia di atasnya.
Baca Juga: Sunda Kelapa: Sejarah Jakarta tentang Lalu-lalang Kapal dan Aroma Rempah
Masa Batavia di Bawah VOC (1619–1799)
Batavia menjadi pusat kekuasaan dan perdagangan Belanda di Asia Tenggara, sekaligus menjadi tonggak kolonialisme yang meninggalkan banyak bangunan bersejarah.
- 1619: Kota dan benteng Batavia dijadikan markas besar Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC).
- 1628–1629: Batavia dikepung oleh 80.000 pasukan Sultan Agung dari Mataram. Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal karena kolera.
- 1634–1645: Pembangunan tembok kota lengkap dengan 15 bastion (benteng kecil).
- 1644: Kapten Tionghoa pertama, Souw Bing Kong, dimakamkan di Mangga Dua.
- 1645: Pembangunan Bastion Culemborg.
- 1648: Kapten Tionghoa, Phoa Bigam, menggali kanal dari Kota Tua ke Rijswijk (kini Harmoni) untuk mengangkut kayu ke pelabuhan.
- ±1650: Klenteng-klenteng Tionghoa mulai didirikan di Glodok dan Ancol.
- 1652: Bagian tertua dari gudang Westzijdsche Pakhuizen dibangun, yang kini menjadi Museum Bahari.
- 1677: Perjanjian antara Kesultanan Mataram dan VOC menetapkan batas timur wilayah Batavia.