Karena sulit mencari kerja, ia tertarik dengan janji gaji sebesar 1.200 riyal atau sekitar Rp5 juta per bulan.
“Kalau untuk kerja, mungkin di sini sulit. Tapi tujuan saya di sana kerja. Kita juga dijanjiin dapat gaji 1.200 riyal. Itu saya kira cukup, alhamdulillah,” tutur Siti.
Sayangnya, rencana itu kandas. Ia diamankan bersama calon pekerja lainnya sebelum sempat berangkat.
Meski demikian, ia tetap menyimpan harapan untuk bisa bekerja di luar negeri secara resmi.
Baca Juga: Menteri P2MI Jenguk 18 Calon PMI Ilegal yang Gagal Berangkat ke Arab Saudi
“Harapan saya tetap ingin kerja di Timur Tengah, tapi secara resmi,” ucapnya.
Siti menyebut belum mengeluarkan uang untuk proses keberangkatan. Sebaliknya, ia justru sudah menerima uang dari penyalur.
“Saya udah dapat uang dari penyalur, saya dijanjikan 9 juta dan sudah dikasih Rp4.500.000 dulu,” jelasnya.
Dalam proses pemberkasan, ia hanya diminta menyerahkan fotokopi KTP, KK, serta paspor. Sementara visa yang dipakai bukan visa kerja, melainkan visa ziarah.
“Pemberkasan itu dokumennya KTP sama KK, itu pun juga fotokopian. Paspor dan visa-nya itu ziarah,” pungkasnya.
Siti adalah satu dari banyak perempuan yang rela menempuh jalan apa pun demi penghidupan keluarganya. Meski gagal kali ini, semangatnya belum padam. Ia masih percaya, kerja halal dan resmi bukan hal yang mustahil jika dijalani dengan benar. (cr-3)