Menteri P2MI Jenguk 18 Calon PMI Ilegal yang Gagal Berangkat ke Arab Saudi

Jumat 04 Jul 2025, 14:15 WIB
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menengok langsung 18 calon pekerja migran ilegal yang gagal diberangkatkan ke Arab Saudi, Jumat 4 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menengok langsung 18 calon pekerja migran ilegal yang gagal diberangkatkan ke Arab Saudi, Jumat 4 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

MEDAN SATRIA, POSKOTA.CO.IDMenteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, meninjau langsung kondisi 18 calon pekerja migran ilegal yang diamankan di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat, 4 Juli 2025.

Mereka sebelumnya dicegah keberangkatannya ke Arab Saudi melalui jalur non-prosedural.

"Hari ini saya ke Polres Metro Bekasi Kota untuk memastikan secara langsung penanganan terhadap pencegahan 18 calon pekerja migran Indonesia yang akan dibawa ke Arab Saudi dengan cara non-hukum atau ilegal," kata Karding.

Pencegahan ini merupakan hasil kolaborasi antara Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Barat dan Polres Metro Bekasi Kota.

Baca Juga: Wali Kota Bekasi Larang Siswa SD dan SMP Bawa HP ke Sekolah Mulai Tahun Ajaran Baru

Para korban diketahui direkrut oleh PT Dasa Nugraha Utama, yang beralamat di Jalan Pertamina Nomor 25, Gang Madu, RT 8 RW 8, Kelurahan Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Ironisnya, perusahaan tersebut telah berhenti beroperasi sejak 2016.

"Alhamdulillah, BP3MI Jabar berhasil mengamankan 18 calon pekerja migran ilegal. Mereka dicegah sebelum diberangkatkan oleh PT Dasa Nugraha Utama yang sesungguhnya sudah tutup sejak 2016," ujar Karding.

Ia menegaskan, penindakan ini adalah bentuk komitmen negara dalam memberantas praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang sering disamarkan sebagai pengiriman tenaga kerja.

"Saya mendorong kepada Pak Kapolres agar ini ditelusuri sampai jaringannya ketahuan dan bisa kita bongkar," tegasnya.

Dari total 19 orang yang diamankan, satu orang diduga sebagai penjaga dan kini masih dalam pemeriksaan intensif.

"Saya yakin jaringan ini adalah jaringan lama. Karena PT-nya saja sudah ditutup sejak 2016, tapi masih berani digunakan sebagai kedok untuk mengirim pekerja migran secara ilegal," ungkapnya.


Berita Terkait


News Update