Institusi pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam pencegahan:
- Penyediaan Hotline Krisis
Nomor telepon khusus yang dapat dihubungi kapan saja. - Program Pendampingan Psikologis Proaktif
Bukan hanya menunggu mahasiswa datang, melainkan secara berkala melakukan asesmen kesehatan mental. - Pendidikan Literasi Mental
Mahasiswa dan staf wajib mengikuti seminar atau pelatihan cara mendeteksi tanda-tanda depresi. - Kebijakan Anti-Stigma
Mendorong lingkungan kampus untuk membuka ruang aman bagi mahasiswa berbagi pengalaman tanpa takut disalahkan.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Waspadai ISPA dan DBD saat Udara Dingin Jakarta
Refleksi Bersama: Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Tragedi ini seharusnya menjadi momentum refleksi nasional. Berikut beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan siapa saja:
- Jika melihat teman menarik diri, tanyakan kabar dengan tulus.
- Jangan pernah meremehkan keluhan kelelahan mental.
- Tawarkan bantuan nyata, misalnya menemani berkonsultasi ke psikolog.
- Jangan membandingkan penderitaan seseorang dengan orang lain.
- Simpan nomor kontak lembaga bantuan krisis.
Jika Anda atau orang sekitar Anda membutuhkan bantuan, hubungi:
- Halo Kemkes 1500-567
- Yayasan Pulih (021) 78842580
- Layanan Kesehatan Jiwa RSUD setempat
Setiap orang tengah berjuang dalam hidupnya. Kita tidak pernah tahu betapa kerasnya pertempuran mental seseorang di balik senyum tipis yang tampak baik-baik saja.
Kepergian DSA menjadi alarm bagi kita semua bahwa kesehatan mental bukan persoalan sepele, melainkan isu krusial yang harus ditangani bersama. Dengan empati, edukasi, dan ruang aman untuk berbagi, semoga tak ada lagi jiwa muda yang terpaksa menyerah dalam sunyi.
Disclaimer: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi atau pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda kepada psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental terdekat.