POSKOTA.CO.ID - Agam Rinjani, nama yang belakangan dikenal luas oleh masyarakat, merupakan sosok di balik keberhasilan proses evakuasi jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal dunia di tebing ekstrem Gunung Rinjani.
Keberanian, ketekunan, dan kecintaan mendalam terhadap alam menjadi gambaran singkat tentang pria asal Makassar ini.
Meski publik mengenalnya sebagai pemandu dan penyelamat, tidak banyak yang tahu bahwa Agam adalah lulusan Jurusan Antropologi Universitas Hasanuddin (Unhas), salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Dedikasinya terhadap Rinjani bukan muncul tiba-tiba, melainkan tumbuh seiring perjalanan panjang hidupnya.
Baca Juga: Terungkap! Kronologi Lengkap Evakuasi Juliana Marins oleh Agam Rinjani dan Tim di Gunung Rinjani
Perjalanan Awal Agam Mengenal Rinjani
Pada tahun 2011, saat masih berada di semester tiga kuliah, Agam pertama kali menginjakkan kaki di Gunung Rinjani.
Saat itu, pendakian yang awalnya sekadar untuk melepas penat perkuliahan justru menjadi titik awal dari rasa keterikatan yang mendalam.
"2011 saya naik Gunung Rinjani itu semester 3. Saya sempat mendaki Gunung Rinjani, lalu kembali untuk menuntaskan kuliah saya di Universitas Hasanuddin, jurusan Antropologi," ungkap Agam dalam wawancara di kanal Youtube @PodcastBicaraSantai.
Pengalaman tersebut membekas begitu kuat hingga akhirnya menjadi alasan utama mengapa Agam memutuskan untuk meninggalkan zona nyaman kampus demi kembali menyatu dengan alam.
Mengikuti Panggilan Hati ke Lombok
Setelah menyelesaikan kuliah, Agam sempat menetap di Makassar, aktif dalam organisasi alumni kampus. Namun panggilan hatinya kembali memanggil.