Tak hanya itu, Wilmar juga memiliki lini bisnis pangan lain seperti beras, tepung, mie, hingga bumbu masak.
Bahkan di sektor pupuk, Wilmar termasuk produsen terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 1,2 juta metrik ton per tahun.
“Bisnis pupuk diarahkan ke sektor kelapa sawit, sejalan dengan salah satu bisnis inti Wilmar,” keterangan Wilmar.
Baca Juga: KPK Tahan Dua Tersangka Kasus Korupsi Kredit LPEI ke PT Petro Energi
Profil Kuok Khoon Hong
Nama Kuok Khoon Hong nyaris tak pernah disebut dan terdengar di panggung politik.
Ia bukan menteri juga bukan seorang ketua korporasi. Tetapi ia mengendalikan salah satu perushaan yang terbesar di Asia.
Di tangan Kuok, perusahaan Wilmar menjelma menjadi lengan ekonomi yang menjulur dari perkebunan-perkebunan di Sumatra dan Kalimantan, pabrik-pabrik penyulingan minyak di Cina, hingga rak-rak supermarket di Afrika.
Wilmar tak hanya mengolah sawit, tapi juga mengatur distribusi, perdagangan, dan ekspornya.
Kuok berasal dari keluarga pedagang minyak yang lahir dan besar di Singapura. Ia menyandang nama besar dari pamannya, Robert Kuok, taipan asal Malaysia yang dijuluki “Raja Gula Asia.”
Tapi Kouk Khoon Hong menempuh jalannya sendiri. Setelah lulus dari Universitas Nasional Singapura, ia meniti karier di bidang perdagangan minyak sawit.
Ia kemudian menjalin kemitraan bisnis dengan pengusaha asal Sumatera Utara, Martua Sitorus, yang menjadi sahabat sekaligus mitra strategis.